Sukses

PNM Kantongi Surat Rekomendasi Privatisasi untuk Holding Ultra Mikro

Holding ultra mikro antara PNM, Bank BRI dan Pegadaian memiliki proses yang panjang.

Liputan6.com, Jakarta - EVP Pengembangan dan Legal, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero), Rahfie Syaefulshaaf mengatakan holding ultra mikro antara PNM, Bank BRI dan Pegadaian memiliki proses yang panjang. Saat ini rencana tersebut telah mendapatkan rekomendasi dari regulator dan pihak terkait.

"Sampai sekarang kita mendapatkan rekomendasi di privatisasi. Ada dari Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, KSSK dan Komisi VI DPR," kata Rahfie dalam Laporan Kinerja Pemberdayaan: Geliat UMKM Bersama PNM, Jakarta, Selasa (20/4).

Rahfie menjelaskan proses membangun ekosistem ultra mikro tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan panjang. Sebab rencana ini merupakan program dari Pemerintah sebagai pemegang saham.

Maka, prosesnya harus dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. Diperkirakan pada September kemungkinan sudah bisa dirilis.

"Timeline yang ada launching ini harus kurang dari bulan Februari (2022). Jadi kalau ditarik mundur, September harus sudah launching," kata dia.

EVP, Keuangan dan Operasional, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero), Sunar Basuki mengatakan PNM telah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan.

"Kita sudah banyak konsul dengan pemangku kepentingan terkait dari BI, OJK, LPS, Komisi VI, XI DPR dan kementerian terkait," katanya.

Prosesnya pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab perlu ada Peraturan Presiden, penerbitan saham, rate issue, sehingga belum bisa dipastikan rampungnya konsolidasi tersebut.

"Jadi pastinya kita belum bisa memastikan tapi ini akan terus berproses untuk sampai ke tahapan lebih maju lagi," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awal 2021, PNM Raup Untung Rp 186 Miliar

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero) di triwulan I-2021 mampu meraup laba bersih sebesar Rp 186 miliar. Pendapatan perseroan periode pelaporan sebelum diaudit tercatat Rp 1,76 triliun.

"Pendapatan PNM Q1 sudah Rp 1,76 triliun dan laba bersih Rp 186 miliar," kata EVP, Keuangan dan Operasional, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero) Sunar Basuki dalam Laporan Kinerja Pemberdayaan: Geliat UMKM Bersama PNM, Jakarta, Selasa (20/4).

Sunar menjelaskan, secara umum kondisi perseroan dalam kondisi baik. Tercermin dari peningkatan nasabah yang dalam waktu 3 bulan naik 1,1 juta menjadi 9 juta nasabah, naik 38,1 persen.

"Ini kenaikan yang cukup signifikan, hanya dalam waktu 3 bulan," kata dia.

NPL gross kuartal pertama tahun ini tercatat 0,78 persen (yoy) dari sebelumnya 1,62 persen pada tahun 2020. Artinya terjadi pertumbuhan sebesar 55,1 persen.

Adapun total aset perusahaan sampai akhir Maret 2021 tercatat Rp 35,3 triliun dengan total liabilitas Rp 29,5 triliun. Total ekuitas Rp 5,8 triliun. Sedangkan sumber pendanaan mayoritas masih ditopang dari pasar modal yakni 61 persen, perbankan 28 persen dan pemerintah 11 persen.

"Total aset ini Rp 33,5 triliun, ada kenaikan dari tahun 2020 yang tercatat Rp 3 triliun," katanya.

Selain itu, jumlah karyawan PNM juga naik menjadi 56.012 orang. Naik 2 ribu orang dari tahun 2020. Mereka tersebar di 3.357 kantor yang ada di seluruh Indonesia.

"Di Q1 ini sudha 2 ribu karyawan, ini akan membantu masalah pengangguran dan kegiatan ekonomi kreatif," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.