Sukses

Bupati Sumba Tengah Yakin Tanam Jagung Perdana di Food Estate Bisa Tingkatkan Kesejahteraan

Tana Modu bisa dijadikan Model tanam serentak dan percepatan tanam untuk dapat diaplikasikan di desa lain.

Liputan6.com, Jakarta Food Estate Sumba Tengah telah mulai dilakukan penanaman perdana jagung pada tahun ini untuk masa tanam April-September 2021.

Bertempat di Desa Tana Modu Kecamatan Katikutana Selatan, Bupati Paulus SK Limu dan jajarannya melakukan gerakan tanam bersama kelompok tani.

Bupati Paulus mengatakan, kegiatan seperti ini harus dipertahankan. Tana Modu bisa dijadikan Model tanam serentak dan percepatan tanam untuk dapat diaplikasikan di desa lain.

Selama ini, seagian besar masyarakat Sumba Tengah menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan peternakan.

Dia optimis potensi dan kondisi topografis Sumba Tengah mampu mendukung penanaman jagung dan pengembangan food estate.

"Salah satu pilihan cara yang paling rasional untuk meningkatkan pendapatan masyarakat adalah dengan secara serius mengembangkan berbagai potensi pertanian, peternakan dan perkebunan. Pada akhirnya kami berharap, program ini akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Sumba Tengah," ujar Paulus.

Pertanaman jagung kali ini merupakan bantuan Kegiatan Jagung Khusus dari Kementerian Pertanian seluas 260 ha.

Indra Rochmadi, Koordinator Subdit Jagung Kementan menyebutkan bahwa Kementan memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

Untuk kawasan jagung yang ini bantuannya berupa Benih sebesar 15kg/ha, Herbisida sebanyak 2 lt/ha, Pupuk Hayati sebanyak 3lt/ha dan NPK sebanyak 200kg/ha.

“Saya ingin nantinya ada peningkatan luas tanam dan produktivitas sebagai upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor,” ujar Indra.

Saat ini, beberapa sentra penghasil jagung sudah mencapai target produktivitas sekitar 8-9 ton/ha, walaupun rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini masih sekitar 6,4 ton/ha.

Dengan peningkatan produksi dan pendapatan petani, diharapkan peran komoditas jagung juga meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.

Ia menambahkan, dengan pemasaran yang baik di luar maupun dalam negeri, khususnya penyediaan bahan baku jagung untuk industri pengolahan, diyakini akan memberikan nilai yang sangat besar bagi kesejahteraan petani.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Genjot Produksi Jagung Nasional

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyatakan bahwa kebijakan Mentan untuk menggenjot produksi jagung nasional dan pengembangan food estate.

Apalagi lokasi Sumba Tengah telah dikunjungi Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, tentu ini menjadi tugas bersama untuk serius mengembangkan potensi di wilayah ini.

Suwandi menyebut selanjutnya perlu implementasi Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani).

Pada program itu, korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan.

Di NTT, direncanakan untuk memaksimalkan produksi jagung dan tanaman pangan lainnya dengan pengembangan pertanian berbasis korporasi sehingga masyarakat lebih sejahtera.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.