Sukses

Pererat Sinergi Multilateral, Ditjen Bea Cukai Pimpin Konferensi Virtual WCO

Setelah dilantik sebagai Vice Chair pada World Customs Organization (WCO) Asia/Pacific, Ditjen Bea Cukai menyelenggarakan dan memimpin pertemuan virtual WCO bertajuk ‘The 22nd Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference’ pada tanggal 6-7 April 2021.

Liputan6.com, Jakarta Setelah dilantik sebagai Vice Chair pada World Customs Organization (WCO) Asia/Pacific, Ditjen Bea Cukai menyelenggarakan dan memimpin pertemuan virtual WCO bertajuk ‘The 22nd Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference’ pada tanggal 6-7 April 2021.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai, Syarif Hidayat dalam paparannya menyampaikan inisiatif dan prioritas regional dalam penanganan Covid-19.

Selain itu, sebagai tindak lanjut resolusi dewan WCO tentang peran Bea Cukai dalam memfasilitasi importasi vaksin, Australia telah menyusun guidelines dan peta proses fasilitasi vaksin.

“Bea Cukai akan berupaya untuk terus berperan aktif dalam berbagai kegiatan internasional. Hubungan yang baik antar instansi kepabeanan di dunia tidak hanya meningkatkan kerjasama pada sektor pengawasan, tapi juga pada sektor pelayanan dan pemenuhan kebutuhan bersama,” papar Syarif.

Lebih lanjut, Indonesia berkesempatan menyampaikan pengalaman tentang pemberian fasilitas dalam rangka importasi vaksin, serta penerapan sertifikat keterangan asal (SKA) elektronik di masa pandemi.

“Diharapkan guidelines dan best practices yang telah disampaikan tersebut dapat menjadi referensi untuk diimplementasikan oleh negara anggota yang lainnya,” lanjut Syarif.

Konferensi virtual ini turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal WCO, Kunio Mikuriya, pimpinan tertinggi Administrasi Pabean, dan 57 peserta dari 25 Administrasi Pabean di kawasan Asia Pasifik, antara lain Komisioner Australia Border Force, Direktur Jenderal dari Singapore, India, Iran, Maldives, Pakistan, dan Timor Leste  menghadiri keseluruhan sesi pertemuan selama dua hari tersebut.

Momen pertemuan mancanegara ini juga sekaligus mengesahkan Term of Reference (TOR) Regional Private Sector Group A/P, yaitu platfrom bagi perusahaan di kawasan Asia Pasifik untuk memberikan masukan terkait isu perdagangan dan kepabeanan dari perspektif sektor swasta. Kemudian, pengesahan Nanjing Customs Laboratory sebagai WCO Regional Customs Laboratory (RCL) sehingga saat ini Asia Pasifik telah mempunyai lima RCL di Jepang, Korea, Indonesia, India, dan Cina. Serta, finalisasi Regional Strategic Plan (RSP) 2020-2022 yang berisi arah kebijakan serta prioritas regional selama dua tahun.

“Selain sebagai acuan rencana kerja, RSP juga digunakan untuk mengukur performa masing-masing negara anggota atas rencana aksi yang telah ditetapkan,” ungkap Syarif.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.