Sukses

Sri Mulyani dan LPEI Dorong Pengembangan Ekspor Produk Asal Kendal

Kontribusi ekspor nonmigas Kabupaten Kendal sepanjang 2020 mencapai USD 200,4 juta atau 2,60 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Kontribusi ekspor nonmigas Kabupaten Kendal sepanjang 2020 mencapai USD 200,4 juta atau 2,60 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Tengah.

Angka tersebut mengalami kontraksi hingga -10,78 persen year-on-year (yoy), lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level -6,73 persen yoy karena turunnya ekspor ke sejumlah negara tujuan utama pada masa pandemi COVID-19.

Sejumlah produk ekspor asal Kabupaten Kendal sebenarnya termasuk kategori ’’Rising Star’’ atau memiliki daya saing tinggi dengan pertumbuhan permintaan yang terus meningkat.

Produk-produk tersebut diantaranya barang-barang dari kayu dan gabus, pakaian, benang tenun, kain, peralatan listrik dan produk perikanan.

Akan tetapi, tren ekspor Kabupaten Kendal pada 2020 secara umum mengalami penurunan, terutama karena ekspor produk serat tekstil dan pakaian jadi yang permintaanya secara global memang mengalami penurunan.

Hal tersebut tertuang dalam Buku Kajian ’’Kendal Goes Global’’ yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Buku tersebut merupakan hasil kajian dari Eximbank Institute (IEB Institute) yang nantinya diharapkan dapat menjadi rujukan terutama bagi pemerintah daerah dalam mendorong potensi ekspor di Kabupaten Kendal.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indarwati memberikan apresiasi penuh atas peluncuran Buku Kajian tersebut yang dinilainya telah memberi kontribusi penting bagi ekosistem perekonomian nasional ditengah pandemi COVID-19.

"Saya berharap Buku Kajian ini menjadi referensi baik bagi Kementerian/Lembaga dan para pelaku usaha, serta bagi masyarakat pada umumnya, sehingga dapat mendorong potensi ekspor di Kabupaten Kendal serta memperkaya khasanah pengetahuan,’’ ujar Sri Mulyani dalam acara pendandatanganan kerja sama LPEI dan Pemerintah Kabupaten Kendal, seperti ditulis, Rabu (31/3/2021).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif LPEI D James Rompas menyatakan pembuatan buku itu mewujudkan sinergi antara pemerintah pusat dalam hal ini adalah LPEI dengan pemerintah daerah.

’’Sebagai Special Mission Vehicles (SMV) Kementerian Keuangan, LPEI merespon upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang menyiapkan tujuh kawasan industri yang salah satunya adalah Kabupaten Kendal. Kami berharap buku ini dapat menjadi rujukan bagi pelaku industri pengolahan ekspor di Kabupaten Kendal dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di LPEI,” tutur D James Rompas.

Selain berisi data ekspor dan produk unggulan Kendal, hasil kajian LPEI itu juga menunjukkan informasi lima negara tujuan utama ekspor Kabupaten Kendal pada 2020, yakni Amerika Serikat, Hong Kong, Filipina, India, dan Turki.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tren Ekspor

Secara umum, tren ekspor Kendal sepanjang 2020 ke negara tujuan utama kecuali Hong Kong, mengalami penurunan. Kendati demikian, kata D. James Rompas, terdapat sejumlah negara tujuan yang menunjukkan peningkatan nilai ekspor tertinggi pada 2020 selain Hong Kong yakni Kanada (naik USD 3,98 juta), Taiwan (naik USD 2,24 juta), Belgia (naik USD 1,47 juta), Rusia (naik USD 1,11 Juta), dan Malaysia (naik USD 0,74 juta).

Dijelaskan juga, produk yang menunjukkan peningkatan ekspor pada 2020 umumnya adalah produk esensial yang mendukung aktivitas work/school from home seperti peralatan listrik dan furnitur serta produk kayu pendukungnya.

Sementara, produk masker dari kain yang tercermin dalam golongan barang tekstil lainnya juga menunjukkan peningkatan ekspor yang signifikan.

’’Salah satu tujuan utama ekspor Kabupaten Kendal dengan peningkatan terbesar pada 2020 adalah Hong Kong dengan nilai ekspor mencapai USD15,45 juta naik 13,56 persen yoy dari tahun 2019,’’ ucapnya.

Sementara itu, tiga negara tujuan berikutnya yaitu Filipina (USD 11,41 juta), India (USD 11,26 juta), dan Turki (USD 10,04 juta) secara berurutan mencatatkan kontraksi di level -5,96 persen yoy, -42,79 persen yoy, dan 26,93 persen yoy pada 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.