Sukses

Indonesia Amankan 329,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 di 2021

Indonesia sudah mendapatkan kontrak pengadaan vaksin Covid-19 hingga 329,5 juta dosis.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, untuk tahun 2021, Indonesia telah mengamankan sebagai besar kebutuhan vaksinasi untuk mencapai target 70 persen herd immunity (kekebalan kelompok).

Dari 426 juta dosis vaksin, Indonesia sudah mendapatkan kontrak pengadaan vaksin hingga 329,5 juta dosis.

"Yang sudah kita lakukan kontrak baik itu kontrak vaksin jadi dengan Sinovac maupun kontrak pembelian bahan baku dan beberapa pengembang vaksin lainnya, kayak Novavax, AstraZeneca, sudah mencapai 329,6 juta dosis," ujar Honesti dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/3/2021).

Honesti melanjutkan, pihaknya akan terus meningkatkan suplai vaksin agar dapat memenuhi target 426 juta dosis. Sebagian besar, usaha peningkatan tersebut dilakukan di tahun ini.

"Seandainya jika menyeberang ke 2022, kita berharap kuartal I tahun 2022 semua bisa kita selesaikan," ujarnya.

Honesti mengatakan, vaksin yang akan digunakan dalam program pemerintah sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan. Misalnya, Sinovac, yang porsi pengadaannya paling besar dari merek lainnya.

"Kemudian untuk vaksinasi kita sekarang sudah berjalan sampai Maret, 3 juta dosisnya sudah kita berikan tahap pertama, vaksin impor, untuk semua tenaga kesehatan. Lalu prioritas kedua, juga di fasilitas kesehatan, puskesmas, dan beberapa sentra vaksinasi massal," ujar Honesti.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Operasikan Fasilitas Baru, Produksi Vaksin Covid-19 Bio Farma Naik jadi 25 Juta Dosis

PT Bio Farma (Persero) akan mulai mengoperasikan fasilitas produksi baru pada April 2021 guna mendukung pasokan vaksin COVID-19.

Dengan pengoperasian lini produksi baru tersebut, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kapasitas produksi yang tadinya sekitar 10-12 juta dosis per bulan bisa meningkat di atas 25 juta dosis per bulan.

"Mulai April ini, kami akan segera mengaktifkan satu fasilitas produksi berikutnya. Sehingga kalau sebelumnya kapasitas produksi Bio Farma per bulan 10-12 juta dosis, mulai April akan di atas 25 juta dosis per bulan karena ada dua fasilitas produksi yang akan segera difungsikan," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI dikutip dari Antara, Senin (29/3/2021).

Honesti mengatakan, pihaknya juga telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada pekan lalu sehingga lini produksi yang baru dapat segera digunakan.

"Ini nanti akan bisa memastikan suplai vaksinasi untuk program pemerintah karena dari bahan baku kita sudah punya schedule (jadwal kedatangan) juga. Ini akan memastikan suplai vaksin untuk rencana program vaksinasi pemerintah," katanya.

Honesti menjelaskan, dari sisi produksi, Bio Farma telah melakukan importasi bahan baku vaksin sejak Januari lalu di mana ada BUMN tersebut telah memiliki kontrak 140 juta dosis bahan baku dengan Sinovac.

Perseroan juga tengah dalam proses negosiasi untuk menambah 120 juta dosis bahan baku dari pengembang vaksin asal China itu.

"Sehingga total bahan baku yang akan masuk ke Indonesia adalah 260 juta dosis dari Sinovac. Sampai minggu kemarin, kita sudah kedatangan lima kali dengan total bahan baku yang masuk ke Indonesia sebanyak 53 juta dosis dan sudah mulai diproduksi Bio Farma," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.