Sukses

Terusan Suez Lumpuh, Harga Minyak Naik 4,23 Persen

Harga minyak bangkit kembali pada hari Jumat dari penurunan sehari sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak bangkit kembali pada hari Jumat dari penurunan sehari sebelumnya di tengah kekhawatiran bahwa kapal kontainer besar yang kandas di Terusan Suez dapat memblokir jalur pengiriman penting selama berminggu-minggu. Hal ini akan menekan pasokan.

Harga minyak, bagaimanapun, masih menuju penurunan mingguan ketiga berturut-turut.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/3/2021), harga minyak mentah Brent menguat 4,23 persen pada USD 64,57 per barel, setelah turun 3,8 persen pada hari Kamis.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4,12 persen menjadi USD 60,97 per barel, setelah jatuh 4,3 persen sehari sebelumnya.

Kedua tolok ukur berada di jalur penurunan mingguan lebih dari 3 persen, menyusul penurunan lebih dari 6 persen minggu lalu.

Kapal kontainer yang terperangkap memblokir lalu lintas di Terusan Suez, salah satu saluran pengiriman tersibuk di dunia untuk minyak dan bahan bakar olahan, biji-bijian, dan perdagangan lainnya antara Asia dan Eropa.

Pejabat menghentikan semua kapal yang memasuki kanal pada hari Kamis, dan perusahaan penyelamat mengatakan kapal tersebut mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk dibebaskan.

"Harapan bahwa penyumbatan Terusan Suez dapat berlangsung selama berminggu-minggu menimbulkan kekhawatiran akan ketatnya pasokan di pasar minyak," kata peneliti Nissan Securities, Yasushi Osada.

"Tapi kekhawatiran yang masih ada, sentimen harga minyak, bahwa gelombang baru penguncian di Eropa dan di tempat lain mungkin memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar global diperkirakan akan membatasi kenaikan harga," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lockdown Eropa

Negara-negara di Eropa memperbarui batasan untuk mengekang penyebaran COVID-19, yang kemungkinan akan mengurangi permintaan bahan bakar dari wilayah tersebut. Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, mengalami peningkatan kasus virus korona terbesar sejak Januari.

Di bagian barat India, pihak berwenang memerintahkan orang-orang di dalam ruangan karena infeksi baru mencapai tingkat tertinggi dalam lima bulan.

Pasar minyak juga tertekan karena produsen kesulitan menjual ke Asia, terutama China. Pembeli Asia malah mengambil minyak yang lebih murah dari penyimpanan sementara pemeliharaan kilang telah mengurangi permintaan, kata sumber industri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.