Sukses

Fitonutrien Sawit Berpeluang Jadi Tambang Ekonomi Indonesia

Kelapa sawit menyimpan potensi besar untuk digunakan bagi produk pangan, kecantikan serta kesehatan di pasar global.

Liputan6.com, Jakarta - Kelapa sawit menyimpan potensi besar untuk digunakan bagi produk pangan, kecantikan serta kesehatan di pasar global. Sampai 2021, berdasarkan data Kementerian Perindustrian produk turunan kelapa sawit telah mencapai 168 jenis produk turunan bernilai tinggi.

“Hilirisasi industri kelapa sawit membutuhkan penguatan inovasi yang berkelanjutan. Kami memandang sub bidang industri fitonutrient dan oleochemical punya dinamika tinggi. Untuk dapat bersaing pada ceruk pasar yang berputar cepat. Maka, pengembangan produk dan inovasi baru yang adaptif terhadap permintaan pasar menjadi tantangan bagi pelaku industri dan pengembang teknologi dalam negeri,” ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim, dikutip Jumat (26/3/2021).

Abdul Rochim menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 meningkatkan kesadaran terhadap penguatan imunitas tubuh dan higenitas tubuh menjadi prioritas masyarakat Indonesia dan dunia.

“Produk hilir minyak sawit berupa fitonutrient (Vitamin A dan E) serta personal care diminati pasar dalam negeri dan ekspor, karena performa tinggi pada harga yang bersaing,” kata dia.

Ketua Umum APOLIN Rapolo Hutabarat menjelaskan bahwa kandungan fitonutrien berupa vitamin A dan E di dalam minyak sawit menyimpan potensi besar. Dari data yang dikumpulkan asosiasinya, potensi ekonomi betakaroten minyak sawit sebesar USD 4,7 miliar per tahun dan tokoferol punya nilai tambah USD 2,7 miliar per tahun.

“Industri sawit ini dapat menjadi tambang ekonomi Indonesia di masa depan. Apabila, industri dengan dukungan pemerintah mengoptimalkan nutrisi sawit. Fitonutrien sawit sangat dibutuhkan bagi pola hidup seimbang. Demikian pula, industri farmasi dan kecantikan bagi perekonomian bangsa,” ujar Rapolo.

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kemenperin Emil Satria mengakui kinerja industri hilir kelapa sawit mengalami kenaikan karena produk hilir oleokimia banyak digunakan sebagai bahan pembersih (sabun, personal care, personal wash dan juga glycerine), yang sedang dibutuhkan seluruh Dunia dalam rangka menghadapi pandemi global.

“Termasuk produk fitonutrien (Vitamin E dan A) dari minyak sawit juga sangat diminati pasar karena berdasarkan literatur kesehatan kedua vitamin tersebut sangat esensial meningkatkan imunitas tubuh,” ujar Emil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaat

Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia Darmono Taniwiryono menyatakan, fitonutrien minyak sawit memiliki manfaat untuk antioksidan dan anti-inflasmasi. Betakaroten di dalam minyak sawit mencapai 2.500 ppm yang dapat digunakan untuk mencegah stunting dan peningkatan kecerdasan.

Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia Kusuma Ida Ajani menjelaskan industri kosmetika sangat terbantu dengan kandungan fitonutrien minyak sawit. Antara lain Pertama, minyak sawit merupakan bahan baku yang mudah didapatkan karena diproduksi di dalam negeri.

Kedua, menjaga kelembaban kulit karena apabila dicampurkan sebagai moisturizer atau emollient mampu menjaga kelembutan kulit. Ketiga, pembersih lantaran mampu menjadi pembusa dan pengikat kotoran berlemak.

“Turunan sawit dapat dijumpai di produk perawatan tubuh seperti sabun, sampo, lipstik, moisturizer, skincare dan foundation. Ke depan, produk kosmetik ini akan terus berinovasi,” jelas dia.

Sementara itu, Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit Ahmad Gazali Sofwan Sinaga mengatakan pihaknya telah membuat produk personal care yang bahannya 80% dari minyak sawit. Salah satu manfaatnya adalah fitonutrien di personal care dapat menahan kulit dari paparan sinar matahari. Vitamin E dapat mengembalikan kelembapan pada kulit yang mengalami dehidrasi.

“Selain itu, memperbaiki kerusakan kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebih. Serta dapat memulihkan kulit yang terbakar sinar Ultra Violet lebih cepat,” tambahnya.

Kementerian Perindustrian RI menitikberatkan empat langkah untuk mendukung industri oleokimia dan fitonutrien sawit. Pertama, restrukturisasi tarif pungutan ekspor progresif, untuk mengamankan bahan baku CPO/CPKO di dalam negeri.

Kedua, diskon harga gas bumi industri oleokimia; terdapat 8 perusahaan (12 pabrik) telah mendapatkan harga ±USD6/MMBTU, menyusul 4 perusahaan berikutnya. Ketiga, peluang Insentif Perpajakan Super Deduction Tax untuk Inovasi Litbang (PMK No 153/2020) oleh sektor industri. Keempat, penerbitan IOMKI (Izin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri) dan pengawasan/pengendalian selama Pandemi COVID-19, sesuai SE Menperin No. 8/2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.