Sukses

Krakatau Steel Bantah Selundupkan Baja dari China

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memastikan bahwa tuduhan bahwa perusahaan melakukan penyelundupan baja dari China tidak benar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memastikan bahwa tuduhan bahwa perusahaan melakukan penyelundupan baja dari China tidak benar. Sejatinya Krakatau Steel justru mengecam derasnya produk baja impor dari China masuk ke Indonesia.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim membantah tuduhan terhadap Krakatau Steel selundupkan baja dari China dan merugikan negara Rp 10 triliun. Tuduhan tersebut diungkapkan oleh anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir pada kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR RI.

“Kami membantah hal tersebut secara langsung di RDP. Selama saya menjabat 2,5 tahun, Krakatau Steel tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan. Kami justru sangat mengecam derasnya produk baja impor dari China masuk ke Indonesia dan terus berupaya agar industri baja Indonesia mendapatkan dukungan dan proteksi dari pemerintah,” tegas Silmy Karim, dalam keterangan tertulis, Rabu (24/3/2021).

Krakatau Steel adalah produsen baja nasional dengan menyandang status sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di mana semua hal harus dilakukan secara transparan dan mengusung Good Corporate Governance. Krakatau Steel pun gencar untuk membuktikan adanya kecurangan-kecurangan dalam proses masuknya baja impor ke Indonesia yang hingga saat ini terus dikawal bersama The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA).

“Sangat tidak logis tuduhan itu dilayangkan ke Krakatau Steel yang sejak dulu selalu memerangi unfair trade untuk baja impor khususnya dari China. Saya sudah cek dan tidak pernah ada produk finished goods (barang jadi) maupun produk baja dari China yang dicap Krakatau Steel. Jika ada hal seperti itu saya mendukung untuk pengusutan sampai tuntas karena berarti ada pemalsuan dan mencoreng nama baik Krakatau Steel,” jelas Silmy.

Krakatau Steel akan menindaklanjuti tuduhan ini dan terus melakukan pengecekan terkait hal tersebut. “Kami berharap hal ini dapat ditindaklanjuti dan kami akan bersikap kooperatif jika ada penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib dalam menemukan kebenaran,” pungkas Silmy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Krakatau Steel Dituding Selundupkan Baja dari China, Negara Rugi Rp 10 Triliun

Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Muhammad Natsir menuduh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menyelundupkan baja dari China. Aksi yang dilakukan oleh BUMN ini merugikan negara hingga Rp 10 triliun.

Natsir bercerita, saat menjadi ketua panitia kerja soal limbah, dirinya sempat melakukan kunjungan kerja ke Bekasi. Di sebuah pabrik peleburan besi, ia menemukan baja yang berasal dari China tetapi cap yang tertera adalah Krakatau Steel.

Artinya, Krakatau Steel seolah-olah memproduksi baja tetapi sebenarnya baja tersebut berasal dari China. "Barang ini dari China, sudah dicap pakai Krakatau Steel ," jelas dia dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan Kementerian ESDM, Dirut PT PGN, Tbk, Dirut PT Krakatau Steel (Persero), Dirut PT Krakatau Daya Listrik, Rabu (24/3/2021).

Dengan aksi yang dilakukan oleh BUMN ini maka keuntungan yang diperoleh adalah selisih harga. Ia melanjutkan, aksi ini tentu saja juga merugikan negara dengan nilai yang cukup besar.

"Ini harga selisih yang dinikmati Krakatau Steel dan pengemplangan pajak. Sekarang kasusnya sudah ada di Polda Metro, hampir Rp 10 triliun," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • PT Krakatau Steel Tbk merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja.

    krakatau steel

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Baja