Sukses

Tak Mau Dipanggil CEO, Miliarder Elon Musk Ganti Gelar Jabatan Sendiri dan Ini Namanya

Miliarder Elon Musk terkenal sering mempromosikan beberapa produk mata uang kripto di Twitternya.

Liputan6.com, Jakarta Bukan lagi menyandang gelar sebagai Chief Executive Officer (CEO), bos Tesla, miliarder Elon Musk baru saja mengganti penyebutan istilah untuk jabatan CEO Tesla sebagai 'Technoking', begitupun untuk jabatan Chief Financial Officer (CFO) yang berganti jadi 'Master of Coin'.

Dikutip dari Forbes, Selasa (16/3/2021), penggantian dua gelar jabatan tersebut dimuat dalam keterangan yang dirilis US Securities and Exchange Commission (SEC), regulator di Amerika Serikat yang mengatur sekuritas dan perdagangan saham.

"Efektif mulai 15 Maret 2021, gelar Elon Musk dan Zach Kirkhorn telah berubah menjadi 'Technoking of Tesla' dan 'Master of Coin'. Elon dan Zach juga akan mempertahankan posisi masing-masing sebagai Chief Executive Officer dan Chief Financial Officer," tulis keterangan tersebut.

Meski begitu, baik Tesla secara resmi maupun Elon Musk sebagai entitas tunggal yang kerap kali membagikan kabarnya melalui Twitter, belum melakukan penjelasan lebih rinci terkait perubahan ini.

Penggantian istilah 'Master of Coin' untuk jabatan Zach dianggap beberapa kalangan masih berkaitan dengan keputusan kontroversial Tesla yang pada Februari lalu memborong Bitcoin hingga USD 1,5 miliar setara Rp 21,5 triliun.

Namun pandangan lainnya juga beranggapan ini berkaitan dengan Elon Musk yang terkenal sering mempromosikan beberapa produk mata uang kripto di Twitternya.

Beberapa juga menilai keputusan tersebut merupakan bagian dari atraksi humor Musk yang kerap kali muncul. Pada 2018, Elon Musk sempat menggegerkan publik setelah membangun menara penjaga dengan arsitektur klasik Eropa abad pertengahan di kawasan modern markas SpaceX di California.

Ia juga sempat menjual celana boxer pendek bewarna merah untuk mengejek para mantan investor Tesla yang telah menjual saham mereka.

Lewat lini bisnisnya The Boring Co. Musk bahkan pernah menjual tembak api mainan dengan alasan untuk mempertahankan bisnis mereka.

Dia bahkan sempat digugat denda USD 20 juta setara Rp 286 triliun dan dipaksa mundur dari jabatan CEO oleh regulator SEC pada tahun 2018.

Ini setelah Musk membuat cuitan kontroversial di Twitter yang menyebut akan memprivatisasi Tesla. Belakangan diketahui saham Tesla mendadak reli akibat Tweet bohongnya itu.

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Elon Musk Digugat Investor

Belum lama ini, seorang investor Tesla menggugat Musk atas twitnya yang dianggap menggangu stabilitas pasar saham ke pengadilan negara bagian Delaware, Amerika Serikat.
 
Gugatan yang diajukan pada 8 Maret lalu itu mempermasalahkan cuitan Musk setahun silam yang menuliskan bahwa "harga saham Tesla terlalu tinggi,"
 
Dikutip dari TechCrunch, cuitan tersebut dianggap melanggar kesepakatan yang telah Musk dan regulator SEC tanda tangani pada tahun 2019. Kesepakatan ini masih berkaitan dengan penyelesaian masalahnya tentang cuitan Musk yang didenda USD 20 juta oleh SEC pada tahun 2018.
 
Dalam kesepakatan tersebut, Musk bukan hanya diwajibkan membayar denda namun juga harus tunduk pada ketentuan bahwa dirinya dilarang membagikan cuitan apapun tentang kondisi saham ataupun pencapaian finansial tertentu. 
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.