Sukses

Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2021 Surplus terhadap AS, Filipina dan India

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2 miliar sepanjang Februari 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2 miliar sepanjang Februari 2021. Surplus tersebut merupakan surplus kedua yang terjadi tahun ini setelah mengalami surplus pada Januari 2021.

"Ekspor tercatat sebesar USD 15,27 miliar dan impor sebesar USD 13,26 miliar sehingga Februari neraca perdagangan surplus USD 2 miliar," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus terhadap beberapa negara. Di antaranya mengalami surplus terhadap Amerika Serikat sebesar USD 1,2 miliar, kemudian terhadap Filipina sebesar USD 450 juta, lalu India sebesar USD 314 juta.

"Sebaliknya dengan Tiongkok pada Februari ini kita mengalami defisit sebesar USD 968 juta, Autralia juga kita defisit. Demikian juga dengan Brazil," jelas Suhariyanto.

Neraca perdagangan untuk Januari hingga Februari 2021 tercatat, Indonesia mengalami surplus sebesar USD 3,96 miliar. Surplus tersebut lebih besar dibandingkan dengan surplus pada Januari hingga Februari 2020 yang tercatat sebesar USD1,88 juta.

"Performa ekspor kita sangat menjanjikan karena naiknya permintaan dari berbagai negara dan didukung kenaikan berbagai komoditas. Sehingga surplus ke depan semoga semakin bagus," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekonom Ramal Neraca Perdagangan Februari 2021 Surplus Capai USD 2,5 Miliar

Sebelumnya, neraca perdagangan Februari 2021 diprediksi masih akan surplus. Angkanya bisa mencapai USD 2,5 miliar atau lebih, lebih tinggi daripada realisasi Januari 2021 yang mencapai USD 1,96 miliar.

"Neraca perdagangan prediksi kami akan mencapai angka USD 2,5 miliar atau lebih," kata Ekonom Makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, kepada Liputan6.com, Senin (15/3/2021).

Dia menjelaskan, hal ini didorong meningkatnya ekspor komoditas seperti sawit dan melemahnya impor seiring masih lemahnya perekonomian domestik.

Menurut Riefky, neraca perdagangan Indonesia ke depan masih akan berada di cakupan yang baik. "Untuk semester U 2021 masih terlalu dini menyimpulkan, tapi saya rasa overall masih akan di teritori positif," tuturnya.

Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, juga mengatakan hal serupa. Surplus terjadi karena kondisi ekspor yang masih tinggi, walaupun diprediksi masih di bawah normal.

Hal ini terutama ditopang oleh harga komoditas yang masih tinggi seperti CPO, dan mulai membaiknya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor utama seperti China.

"Jadi ekspor akan relatif masih bagus di tengah kondisi impor yang masih sangat turun belum ada perbaikan, disebabkan industri kita masih menahan produksi karena pandemi," kata Piter.

Dia menuturkan jika ekspor yang relatif baik dibandingkan impor yang terus turun, menyebabkan surplus neraca perdagangan masih terjaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.