Sukses

Rupiah Merosot ke 14.413 per Dolar Dibayangi Sentimen Stimulus AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Rupiah diprediksi masih dibayangi sentimen disahkannya paket stimulus di Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Senin(15/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.400 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.385 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus bergerak ke 14.413 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.390 per dolar AS hingga 14.412 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,58 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.418 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.371 per dolar AS.

Analis ICDX Nikolas Prasetia mengatakan untuk pekan ini, isu stimulus AS yang menghangatkan iklim investasi juga terlihat masih memengaruhi kinerja rupiah walau terlihat dolar AS masih dapat lanjut menguat lagi.

"Dengan berkibarnya isu stimulus, dalam jangka panjang bisa saja nilai dolar AS menguat tinggi karena stimulus ini menjadi efek booster dari inokulasi sebagian besar penduduk AS yang berujung pada perbaikan ekonomi AS lebih cepat dari harapan," ujar Niko dikutip dari Antara, Senin (15/3/2021).

Niko menuturkan, sentimen rupiah pada pekan lalu mayoritas datang dari sisi Internasional, terutama pada pergerakan dolar AS yang terpengaruh oleh sentimen disetujuinya paket stimulus AS dengan jumlah yang cukup masif yakni sebanyak 1,9 triliun dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sentimen Rupiah

Sentimen disetujuinya stimulus itu memberikan pengaruh pada naiknya jumlah uang beredar dan membuat nilai dolar AS melemah terhadap hampir seluruh mata uang, termasuk rupiah.

Penguatan rupiah sendiri, lanjutnya, mulai terjadi sejak Senat AS mulai menyetujui paket tersebut.

"Selain itu, sentimen stimulus ini juga berdampak pada harapan bahwa ekspektasi kondisi ekonomi akan membaik dalam waktu dekat karena juga disertai dengan inokulasi pada sebagian besar penduduk di dunia. Hal ini menghangatkan aliran investasi di Indonesia," kata Niko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.