Sukses

Sah, Haru Koesmahargyo Diangkat Jadi Direktur Utama BTN

Pemegang saham BTN menunjuk Haru Koesmahargyo Direktur Utama menggantikan Pahala Nugraha Mansury

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham BTN menunjuk Haru Koesmahargyo sebagai Direktur Utama BTN menggantikan Pahala Nugraha Mansury yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, pemegang saham juga mengangkat Nofry Rony Poetra sebagai Direktur Finance, Planning, and Treasury dan Eko Waluyo selaku Direktur Compliance and Legal BTN.

Corporate Secretary Bank BTN Ari Kurniaman mengatakan, perseroan menyambut positif susunan pengurus yang baru tersebut. Bisnis BTN, selanjutnya akan tetap berjalan normal dengan tetap mendukung program perumahan nasional sebagai core business Bank BTN.

Selain itu, Ari mengungkapkan Bank BTN juga akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan pembiayaan di sektor perumahan. Apalagi, sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 174 sektor lainnya, sehingga dapat menjadi lokomotif pendorong perbaikan ekonomi nasional.

“Kami optimistis jajaran baru ini juga akan solid membawa Bank BTN mendukung program pemerintah yakni Sejuta Rumah dan PEN,” kata Ari dalam Press Conference RUPST Bank BTN secara virtual, Rabu (10/3/2021).

Pada 2021 ini, lanjut Ari, BTN menargetkan kredit dan pembiayaan naik sebesar 7-9 persen, dan Dana Pihak Ketiga pun ditargetkan berada dalam pertumbuhan yang sejajar dengan kredit atau dikisaran 7-9 persen.

Dia mengatakan perseroan tetap optimistis dapat mencapai target bisnis di tahun ini ditopang manajemen yang solid.

“Kami juga tetap optimistis mampu meraih posisi sebagai The Best Mortgage Bank in Southeast Asia in 2025 didukung infrastruktur perumahan yang kuat dan inovasi yang terus kami lakukan sehingga dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia memiliki hunian yang terjangkau dengan mudah,” kata Ari dalam Press Conference RUPST Bank BTN secara virtual, Rabu (10/3/2021).

Adapun, pada 2021 BTN ini membidik laba bersih naik ke kisaran Rp2,5 triliun-Rp2,8 triliun. Sementara itu, dalam  RUPST tersebut juga disepakati penunjukkan jajaran pengurus baru manajemen perseroan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nasabah Kaget Cicilan KPR BTN Turun, Ada Apa?

Beberapa nasabah kredit perumahan BTN mengalami penurunan angsuran atau cicilan yang dibayar. Seperti diungkapkan Septian (35 tahun), yang kaget saat mengetahui rekening cicilan kreditnya terdebet dengan nilai lebih sedikit.

"Saya biasa bayar Rp 3 juta jadi Rp 1,2 juta dari biasa debet," jelas dia kepada Liputan6.com. 

Nasabah lain juga mengungkapkan hal serupa. Aziz (40 tahun) mengetahui jika cicilan kredit rumah pada Maret hanya sekitar Rp 1,7 juta dari biasanya Rp 2,7 juta.

Ketika dikonfirmasi, PT Bank Tabungan Negara (BTN) menyebut turunnya tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nasabah dikarenakan adanya penurunan suku bunga dan grace period. Sehingga bagi para nasabah BTN jangan khawatir jika terjadi penurunan.

“Penurunan karena kemungkinan penurunan suku bunga, dan kemungkinan debitur tersebut termasuk debitur Restrukturisasi karena terdampak covid-19 dengan grace period selama 6 bulan,” kata Corporate Secretary BTN Ari Kurniawan kepada Liputan6.com, Selasa (9/3/2021).

Lebih lanjut Ari menjelaskan penurunan itu dikarenakan grace period bukan subsidi.  Nanti bunganya ditagihkan kembali setelah masa grace period nya selesai.

“Grace period bukan subsidi, grace period itu penundaan pembayaran bunga selama periode tertentu.  Jadi besarnya bergantung bunga yang bersangkutan (nasabah),” ujarnya.

Sebagai informasi, dilansir dari KoinWorks.com, grace period adalah masa tenggang yang memungkinkan peminjam untuk membayar sebagian pokok hutang dengan bunga pinjaman atau bunga pinjaman saja hingga jangka waktu grace period berakhir.

Biasanya peminjam mendapatkan keringanan grace period 3-6 bulan. Sehingga pada masa grace period berlangsung, pendana hanya akan mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dibanding pengembalian ketika masa grace period berakhir.

Kemudian, setelah masa grace period berakhir, peminjam akan membayar pokok dan bunga kembali tiap bulannya hingga tenor pinjaman berakhir. Begitupun dengan pengembaliannya, akan kembali normal seperti biasanya.   

3 dari 3 halaman

BTN Pangkas Suku Bunga, Tertinggi di KPR

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memangkas suku bunga hingga 270 basis poin (bps). Hal ini untuk memacu pergerakan ekonomi sejalan dengan arahan pemerintah dan regulator keuangan. 

Mengutip laporan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang dilansir BTN pada situs resminya, perseroan memangkas bunga di seluruh segmen kreditnya. SBDK Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mencatatkan penurunan bunga tertinggi sebesar 270 bps. 

Plt. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, penurunan suku bunga tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mencanangkan pada 2021 sebagai tahun pemulihan ekonomi nasional. Penurunan ini juga mengikuti pergerakan BI 7-Day Reverse Repo Rate yang terus turun ke level 3,5 persen. 

"Penurunan bunga ini kami harapkan dapat membantu meningkatkan permintaan kredit khususnya di sektor perumahan. Apalagi, sektor perumahan memiliki multiplier effect ke 174 sektor lain sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional," ujar Nixon dalam keterangan resmi, Jumat (5/3/2021). 

Nixon menambahkan, penurunan bunga tersebut juga ditopang oleh perbaikan likuiditas yang diikuti dengan penurunan Cost of Fund (CoF). 

"Kami berupaya agar kinerja positif ini terus terjaga sehingga dapat memberikan penawaran suku bunga yang terjangkau bagi para nasabah serta debitur kami," tutur Nixon. 

 

Reporter: Athika Rahma 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.