Sukses

BERANI BERUBAH: Kriiik...Kriikk,Tambah Rezeki dari Ternak Jangkrik

Sisilia mencoba usaha ternak jangkrik saat pekerjaannya terhambat karena pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi Covid-19 menjadi masa yang sangat mencoba bagi banyak orang. Tak terkecuali Sisilia yang berprofesi sebagai agen asuransi jiwa asing.

Pekerjaannya menjadi banyak hambatan, dan mau tak mau dia harus mencari jalan lain demi mendapatkan penghasilan lebih. Berbagai bisnis dia pikirkan, hingga suatu hari ide pun muncul dari salah seorang saudaranya ketika mereka bertemu saat Idul Fitri.

Ayo ternak jangkrik. Begitu kata Suwadi si saudara, seorang peternak jangkrik di kampungnya. Bisnis ini dinilainya memiliki banyak potensi untuk membawakan keuntungan stabil. Meski takut dengan hewan bersuara merdu ini, Sisilia kemudian mendorong diri untuk Berani Berubah.

“Setelah itu saya juga belajar di Youtube itu untuk bagaimana caranya berbinsis jangkrik itu, saya juga rundingkan dengan suami, bagaimana terbaik, apa perlu kita belajar, karena dilihat dari modal, resiko dan potensi penghasilan itu cukup memuaskan,” ungkap Sisilia kepada Tim Berani Berubah.

“Risiko tidak besar, modal cukup terjangkau, dan potensi penghasilannya cukup bagus,” sambung dia.

Setelah dia dan suami sepakat untuk mencoba beternak jangkrik, Sisilia pun mulai usaha kecil-kecilan dengan mulai merawat jangkrik di belakang rumahnya. Tapi, karena kondisi rumahnya yang sempit, maka peluang pun juga menjadi sempit.

Ingin bisa mengembangkan bisnis ini, Sisilia pun menghubungi Suwadi dan mengajak saudaranya untuk bekerja sama. Kebetulan Suwadi memang tinggal di lahan persawahan yang masih luas di sekitar area Bekasi.

Hasilnya pun lebih memuaskan. Jangkrik ini lalu biasa dijualnya kepada pembeli yang membutuhkan pakan untuk ternak ayam atau yang lainnya.

“Dia dalam seminggu bisa dua kali panen. Dalam sekali panen itu bisa 100 kiloan, lebih bahkan. Itu sangat menjanjikan lah untuk saat sekarang,” tuturnya.

“Untuk kisaran harga itu tergantung memang. Yang menentukan pemborong ya. Itu biasanya yang tertinggi pernah saya alami itu Rp 50.000 per kilo,” lanjut Sisilia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melawan Rasa Takut

Kesuksesan ini bukan tanpa hambatan juga. Namun, tantangan terbesar justru bukan dari lahan yang tadinya sempit atau resiko matinya jangkrik yang dipelihara.  

Hal itu malah dari dirinya sendiri, sebab Sisilia takut dengan serangga. Jangkrik sendiri pun sebenarnya relatif mudah untuk dirawat.

“Karena ternak jangkrik itu tidak harus seperti setiap jam disitu. Yang penting kita memberi makan, terus kita memberi minum, merawat. Tantangan (justru) dari diri sendiri. Karena untuk saya sendiri kena serangga itu takut,” jelas dia.

“Tapi karena kita berusaha untuk berjuang, menghilangkan ketakutan saya, saya berusaha merawat dari telur, terus dari anak-anak kecil, sampai besar siap panen. Dari rasa takut itu jadi malah sekarang saya berani, bahkan memegang pun saya sekarang berani,” dia mengakhiri.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah Sisilia maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.