Sukses

Holding BUMN Baterai Mobil Listrik Dibentuk Paling Lambat Juni 2021

Pembentukan holding BUMN baterai listrik ditargetkan rampung Juni tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery dan Komisaris Utama PT MIND ID Agus Tjahajana mengatakan, pembentukan holding BUMN baterai listrik ditargetkan rampung Juni tahun ini.

Agus bilang, seluruh pembicaraan terkait pembentukan holding BUMN baterai ini sudah dilaksanakan dan disepakati rinciannya.

"Target dari pak Wakil Menteri paling tidak Juni ini paling tidak sudah lahir. Itu paling telat, tapi kalau lihat dari progres mungkin bisa lebih cepat karena sudah dilakukan, kemarin kita rapat dan itu sudah sepakat," ujar Agus dalam tayangan langsung di televisi swasta, Kamis (4/3/2021).

Lanjut Agus, pihaknya kini tengah menunggu kepastian dari Menteri BUMN dan Wakil Menteri BUMN terkait pembentukan holding ini.

Sebagai informasi, holding bernama Indonesia Battery Corporation ini dibentuk oleh 4 BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID, PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina dan PT PLN.

Setelah holding tersebut lahir, akan terbentuk pula perusahaan joint venture (JV) untuk produksi baterai yang lebih spesifik.

"Misalnya untuk smelting refiningnya antara holding baterai dengan (mitra) apa, nanti ada baterai cell dan battery pack itu JV-nya holding battery dengan Pertamina dan PLN, lalu assemblingnya JV antara holding baterai dengan PLN, jadi akan banyak," ujar Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga dalam kesempatan yang sama.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Kerahkan 3 BUMN Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Raksasa

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya akan membentuk kolaborasi perusahaan pelat merah untuk membangun pabrik raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia. Tiga BUMN tersebut akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik.

"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material," ujar Erick Thohir, Jakarta, Kamis (25/2).

Adapun ketiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Ketiga BUMN ini akan menggandeng melalui LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology atau CATL.

"Kami diberi kepercayaan, di mana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," jelas Erick Thohir.

Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir mengatakan komoditas juga menjadi kekuatan perekonomian Indonesia ke depan. Di mana harga berbagai komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, karet, dan cacao terus mengalami kenaikan.

"Jangan lagi komoditas ini hanya dilepas seperti biasa. Value added harus dinaikkan, ekspor digalakkan. Balance ekspor dan hilirisasi. Agar saat komoditas tak berpihak ke kita, bisa merasakan value added," tandasnya

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Tesla Pilih India Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik, Bos BKPM: Dunia Belum Berakhir

Tesla dikabarkan akan memilih India untuk berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery). Namun, Pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi untuk bisa menarik Tesla membangun industri mobil listrik di Tanah Air.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, masih optimistis jika pemerintah mampu menarik Tesla ke dalam negeri. Bahlil lantas menceritakan pengalamannya merayu LG untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

"Jadi kalau orang dalam bernegosiasi bisnis, deal-dealan, itu biasa lah pasang surut itu. Dunia belum berakhir, jangan pesimis," seru Bahlil dalam sesi teleconference, Rabu (24/2/2021).

"Barang ini masih jalan terus. Sama dengan saya melakukan negosiasi dengan LG, itu kan pasang surutnya tinggi juga. Satu tahun lebih baru clear," ujar dia.

Bahlil mengatakan, proses negosiasi saat ini dikomandoi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Namun saya ingin menyampaikan begini. Ini kan masih nego, enggak ada yang hengkang. Kalau hengkang itu kan udah tiba langsung pergi, ini masih berproses," imbuh dia.

Dia pun meminta support agar Tesla pada akhirnya bisa berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia. Khususnya setelah Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) berhasil diimplementasikan.

"Jadi doakan saja lah yang terbaik. Dan saya yakinkan bahwa Insya Allah dengan Undang-Undang Cipta Kerja ini akan melahirkan iklim yang lebih baik bagi pengembangan usaha kita dan kemudian membangun persepsi positif," ungkap Bahlil. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.