Sukses

Alasan Erick Thohir Bakal Akuisisi Peternakan hingga Tambang Garam

Akuisisi yang dilakukan Kementrian BUMN menjadi langkah nyata pihak pemerintah untuk mencapai mimpi Indonesia menjadi negara besar pada 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Mengatasi ketergantungan impor di Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memiliki rencana untuk akuisisi beberapa perusahaan industri.

Akuisisi tersebut akan dikelola oleh perusahaan-perusahaan pelat merah sehingga pengelolaan seluruh bidang sepenuhnya dilakukan oleh negara.

"Kami sedang merencanakan beberapa hal, termasuk akuisisi peternakan, penambangan fosfat, penambangan garam di luar negeri. Ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor," kata Erick secara virtual, Rabu (3/3/2021).

Akuisisi yang dilakukan Kementerian BUMN menjadi langkah nyata pihak pemerintah untuk mencapai mimpi Indonesia menjadi negara besar pada 2025 dan ekspor tak lagi menjadi andalan.

"Ini merupakan target yang telah disebutkan pihak presiden dan kabinet, sehingga bisa menjadi ekonomi terbesae kelima pada tahun 2045," ujar Erick.

Erick Thohir juga menjelaskan terdapat puluhan proyek strategis yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai 2021 hingga 2023.

"Hal ini merupakan bagian dari 88 proyek strategi yang akan dijalankan BUMN secara bertahap mulai tahun 2021 hingga 2023," tuturnya.

   

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siap Kembangkan Sanur

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir siap mengembangkan Sanur, Bali untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seiring potensi wilayah tersebut.

Tak hanya itu, pria berusia 50 tahun tersebut juga siap memprioritaskan wisatawan yang telah lanjut usia (Lansia) sebagai pengunjung utama.

"Kawasan ini akan berbeda dibandingkan dengan bagian lain di Bali. Karena itu kami ingin menarik wisatawan, khususnya kaum lansia," kata Erick dalam sebuah acara virtual, Rabu, 3 Maret 2021.

Dalam penjelasannya, Erick mengatakan, wilayah yang akan dibangun memiliki luas hingga 41 hektare. Dari wilayah tersebut 21,2 hektare akan digunakan untuk wisata kesehatan dengan beragam fasilitas.

"Terdapat rumah sakit internasional, lalu ada juga ecopark, area komersial dan pasar seni serta hotel dan sekolah perhotelan," ujar dia.

Sebagai detinasi wisata kesehatan, UU Cipta Kerja Omnibus Law menjadi nilai tambah untuk mengelola kawasan tersebut. Oleh karena itu, Menteri BUMN membuka peluang investasi.

"Potensi sinergi antara pemerintah, pihak BUMN dan juga investor lokal dan global sedang kami nantikan," tuturnya.

Hingga saat ini, pemerintah terus mengembangkan wisata kesehatan guna mendorong potensi wisatawan hadir ke beberapa dearah potensial di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.