Sukses

Ramalan Erick Thohir: Indonesia Punya Masa Depan Cerah di Industri Baterai Mobil Listrik

Indonesia berambisi menjadi pemain besar dalam industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berambisi menjadi pemain besar dalam industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Pemerintah menilai Indonesia memiliki masa depan cerah di industri tersebut.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan kota-kota di masa depan tidak hanya akan menggunakan banyak inovasi digital. Selain itu, juga akan didukung energi terbarukan dengan kehadiran lebih banyak kendaraan listrik di jalan.

"Kita lihat masa depan cerah untuk ini berkat sumber daya nikel Indonesia untuk material mentah utama di baterai lithium," kata Erick dalam MNC Group Investor Forum 2021 pada Rabu (3/3/2021).

Melihat potensi yang besar ini, menurut Erick, pemerintah akan terus mengajak kerja sama para pemain global di industri baterai kendaraan listrik.

"Kita ajak kerja sama global di industri baterai seperti CATL dan LG untuk mengambil bagian dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik Indonesia," tuturnya.

Contemporary Amperex Technology (CATL) dari China berinvestasi senilai USD 5,2 miliar, dan LG senilai USD 9,8 miliar di Indonesia. Keduanya berinvestasi untuk industri baterai terintegrasi.

Selain itu, pemerintah juga terbuka berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan swasta Tanah Air.

"Kita juga terbuka bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan swasta termasuk dari dalam negeri," kata Erick.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Kerahkan 3 BUMN Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Raksasa

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pihaknya akan membentuk kolaborasi perusahaan pelat merah untuk membangun pabrik raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia. Tiga BUMN tersebut akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik.

"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material," ujar Erick Thohir, Jakarta, Kamis (25/2).

Adapun ketiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Ketiga BUMN ini akan menggandeng melalui LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology atau CATL.

"Kami diberi kepercayaan, di mana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," jelas Erick Thohir.

Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir mengatakan komoditas juga menjadi kekuatan perekonomian Indonesia ke depan. Di mana harga berbagai komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, karet, dan cacao terus mengalami kenaikan.

"Jangan lagi komoditas ini hanya dilepas seperti biasa. Value added harus dinaikkan, ekspor digalakkan. Balance ekspor dan hilirisasi. Agar saat komoditas tak berpihak ke kita, bisa merasakan value added," tandasnya

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Tesla Pilih India Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik, Bos BKPM: Dunia Belum Berakhir

Tesla dikabarkan akan memilih India untuk berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery). Namun, Pemerintah Indonesia masih terus melakukan negosiasi untuk bisa menarik Tesla membangun industri mobil listrik di Tanah Air.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, masih optimistis jika pemerintah mampu menarik Tesla ke dalam negeri. Bahlil lantas menceritakan pengalamannya merayu LG untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

"Jadi kalau orang dalam bernegosiasi bisnis, deal-dealan, itu biasa lah pasang surut itu. Dunia belum berakhir, jangan pesimis," seru Bahlil dalam sesi teleconference, Rabu (24/2/2021).

"Barang ini masih jalan terus. Sama dengan saya melakukan negosiasi dengan LG, itu kan pasang surutnya tinggi juga. Satu tahun lebih baru clear," ujar dia.

Bahlil mengatakan, proses negosiasi saat ini dikomandoi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Namun saya ingin menyampaikan begini. Ini kan masih nego, enggak ada yang hengkang. Kalau hengkang itu kan udah tiba langsung pergi, ini masih berproses," imbuh dia.

Dia pun meminta support agar Tesla pada akhirnya bisa berinvestasi dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia. Khususnya setelah Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) berhasil diimplementasikan.

"Jadi doakan saja lah yang terbaik. Dan saya yakinkan bahwa Insya Allah dengan Undang-Undang Cipta Kerja ini akan melahirkan iklim yang lebih baik bagi pengembangan usaha kita dan kemudian membangun persepsi positif," ungkap Bahlil. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.