Sukses

Disuntik Vaksin Covid-19, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa Sempat Grogi

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku sempat grogi ketika disuntik vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, merupakan salah satu penduduk Indonesia yang telah divaksinasi Covid-19. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika menerima vaksin tersebut.

Suharso mengaku sempat grogi ketika disuntik vaksin Covid-19. Namun sampai saat ini ia mengaku tidak ada masalah.

"Saya sudah divaksin dan lansia. Saya sudah biasa divaksin, tapi sedikit grogi ketika awal. Namun setelah itu yang saya rasakan tidak ada masalah," kata Suharso dalam konferensi pers pada Senin (22/2/2021).

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan keamanan vaksin Covid-19.

"Karena itu saya ajak semua, Vaksin itu boleh, dan divaksin itu keren. kalau tidak divaksin tidak keren," tuturnya.

Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mencapai herd immunity (kekebalan kelompok). Pemerintah menargetkan Indonesia akan mencapai herd immunity pada Maret 2022.

"Setidaknya berdasarkan jumlah hitungan dari vaksin yang sudah terkonfirmasi sekitar 428 juta lebih, dan itu untuk disuntikkan kepada 182 juta penduduk Indonesia di atas usia 18 tahun, dan dengan tambahan sekitar 15 persen cadangan," ungkap Suharso.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bappenas Proyeksi Herd Immunity Dicapai pada Maret 2022, Ini Perhitungannya

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa memproyeksikan kekebalan komunal atau herd immunity baru bisa dicapai pada Maret 2022 mendatang. Atau dalam waktu 15 bulan sejak penyuntikan vaksin Covid-19 pertama dilakukan pada Januari 2021 lalu.

"Dan mudah-mudahan apabila tidak ada aral melintang selama 15 bulan ke depan hitungan kita. Indonesia akan mencapai herd imunity pada bulan Maret tahun depan, InsyaAllah mudah-mudahan itu bisa kita sukseskan," katanya dalam acara konferensi pers virtual, Senin (22/2).

Bos Bappenas ini menjelaskan, proyeksi itu didasarkan oleh perhitungan secara matang yang dilakukan oleh Bappenas. Pertama, ialah dengan menekankan terhadap kesediaan vaksin Covid-19 sendiri.

"Setidak-tidaknya berdasarkan jumlah hitungan dari vaksin yang sudah confrom sekitar 428 juta lebih. Vaksin yang sudah di confrom itu untuk disuntikan kepada 180 juta penduduk Indonesia yang di atas usia 18 tahun," terangnya.

Selanjutnya, Bappenas juga telah menjalin sinergi bersama sejumlah pakar yang terdiri dari ahli epidemiologi, ahli imunologi dan stakeholders lainnya. Menurutnya, kolaborasi ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pelaksanaan vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia.

"Sehingga, dengan demikian kita bisa (melakukan) hammering. Jadi, hammering itu memalu ya, memukul dia (Covid-19) supaya turun laju pertambahan kasus (positif).

Terkahir, Bappenas juga aktif mengimbau setiap elemen masyarakat untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam segala aktivitas. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat manfaat vaksinasi Covid-19 dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan asal China itu.

"Jadi, kita harus jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan, hindari kerumunan, dan kalau tidak perlu banget bisa kurangi mobilitas," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Atas 60 Tahun Dimulai

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.