Sukses

BI Pangkas Bunga Acuan, Rupiah Justru Melemah ke 14.025 per Dolar AS

Rupiah diprediksi kembali melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (19/2/2021) esok hari.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen pada Kamis, 18 Februari 2021. Saat suku bunga acuan kembali diturunkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) justru ditutup melemah tipis 5 poin di level 14.025 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya di level 14.020 per dolar AS.

Rupiah bahkan diprediksi kembali melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (19/2/2021) esok hari.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka melemah namun ditutup menguat di rentang Rp 14.000-14.040," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam pesan tertulisnya, Kamis (18/2/2021).

Ibrahim memaparkan sejumlah indikator internal mengapa nilai tukar rupiah berpotensi melemah pada pembukaan perdagangan Jumat besok. Salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang memperlembar jurang (gap) antara negara-negara di kawasan Asia, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.

Menurut dia, Indonesia masih berjuang untuk bangkit dari keterpurukan yang terjadi saat ini. Bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021 ini dikhawatirkan masih terkontraksi.

"Dan ini bisa di lihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi bulan Januari sampai bulan Februari 2021 dimana pemerintah masih menerapkan PSBB ketat," ujar Ibrahim.

Pada 2020 lalu, pemerintah juga telah menggelontorkan dana terbesar dalam sejarah untuk penanganan kesehatan, bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan sosial (Bansos) sebesar Rp.700 triliun. Ibrahim menilai, anggaran tersebut belum berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Namun pemerintah melanjutkan program stimulus untuk kesehatan dan vaksinasi mendekati Rp 700 triliun di awal tahun ini yang bertujuan untuk memulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Sehingga apa yang ditargetkan oleh pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa terealisasi," tutur Ibrahim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terendah dalam Sejarah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 3,5 Persen

Sebelumya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen, dari sebelumnya 3,75 persen.

Keputusan itu diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu hingga Kamis, 17-18 Februari 2021.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI7DRRR sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam sesi teleconference, Kamis (18/2/2021).

Perry mengatakan, Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposito facility 25 bps jadi 2,75 persen, dan suku bunga lending facility 25 bps jadi 4,25 persen.

"Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional," sambung Perry.

Sebelumnya, Bank Indonesia dalam RDG pada 20-21 Januari 2021 lalu telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,75 persen. Itu jadi yang terendah sepanjang sejarah, atau sejak diberlakukan pada 21 April 2016. Dengan penurunan ini maka kembali mencetak angka terendah dalam sejarah.

Adapun di sepanjang 2020, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak lima kali atau sebesar 125 basis points (bps), dari semula 5 persen menjadi 3,75 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.