Sukses

Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Mulai Membaik di 2021, Ini Indikatornya

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada 2021. Hal ini karena sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan perbaikan.

Indikator paling jelas dari angka pertumbuhan ekonomi terlihat pada PDB dari sisi demand atau permintaan. Paling dominan dalam hal ini adalah konsumsi rumah tangga sebesar 57,6 persen pada kuartal IV 2020, dan yang kedua PMTB investasi 31,6 persen.

"Jadi dua itu saja sudah hampir 90 persen sendiri. Artinya kalau kita mau dorong pertumbuhan ekonomi memang fokusnya dikonsumsi terutama di rumah tangga dan investasi," kata Susiwijono dalam diskusi virtual pada Selasa (16/2/2021).

Faktor kunci pertumbuhan lain untuk 2021 adalah mendorong ekspor dan berbagai hal terkait pengeluaran pemerintah. Namun, porsi kedua hal ini tidak sebesar konsumsi rumah tangga dan PMTB investasi.

"Kalau kita lihat trennya mulai Q2 menuju Q3 dan Q4 (2020), lalu memasuki 2021, keduanya mengalami tren perbaikan yang cukup bagus terutama dari sisi konsumsi rumah tangga. Karena itu kita akan terus mengalirkan berbagai dorongan untuk mendorong konsumsi rumah tangga," jelas Susiwijono.

"Artinya dari sisi demand, PDB kita dengan mengandalkan konsumsi rumah tangga dan investasi, saya pikir trennya sudah membaik. Sehingga kita optimis untuk di 2021 bisa sesuai dengan proyeksi yang kita perkirakan," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rebound pada 2021

Perekonomian Indonesia diproyeksikan rebound pada 2021 di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen didukung konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tren peningkatan sejak terkontraksi paling dalam minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Kemudian mulai mengalami perbaikan dengan minus 3,49 persen pada kuartal III, dan minus 2,19 persen pada kuartal IV 2021.

Sementara itu, pemerintah juga terus memberikan dukungan dari sisi suplai atau berdasarkan lapangan usaha. Secara sektoral banyak yang terpukul karena pandemi, yang salah satunya adalah industri manufaktur. Hal ini disebabkan berbagai pembatasan yang dilakukan pemerintah.

Susiwijono mengatakan pemerintah akan fokus pada industri manufaktur karena akan memberikan dampak akan sangat besar, baik dari sisi tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat.

"Kelihatannya memang belum ada perubahan secara fisik yang kita lihat kasat mata di masyarakat. Tapi angka-angka indikator menunjukkan perbaikan karena memang kondisinya masih pandemi. Karena itu, dua aspek tadi kita akan seimbangkan dengan berbagai kebijakan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.