Sukses

Ridha Wirakusumah CEO INA, Berikut Profil Lengkap Direksi LPI

Presiden Jokowi mengumumkan sekaligus memperkenalkan nama-nama Dewan Pengawas (Dewas) dan Dewan Direktur Lembaga Penegelola Investasi (LPI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan sekaligus memperkenalkan nama-nama Dewan Pengawas (Dewas) dan Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) di Lingkungan Istana Negara.

"INA dikelola oleh putra putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional, yang dijaring panitia seleksi head hunter profesional," kata Jokowi, Selasa (16/2/2021).

"Dan pada kesempatan ini saya akan perkenalkan putra putri Dewan Pengawas dan Direktur INA," ungkap dia.

Berikut profil lima jajaran Direktur INA:

1. Ridha Wirakusumah sebagai CEO INA (Ketua Dewan Direktur)

Ridha sangat berpengalaman sebagai eksekutif senior di Indonesia perbankan, jasa keuangan, dan investasi. Terakhir sebagai CEO di Bank Permata. Beliau memiliki pengalaman panjang, pernah menjadi CEO di berbagai perusahaan multinasional. Direktur Kohlberg Kravis Robert di Hong Kong, presiden and CEO AIG di Hong Kong, kemudian presiden dan CEO Asia-Pasifik di GE (General Electric), capital consumer finance and banking serta CEO di Maybank Indonesia.

2. Arif Budiman sebagai Deputi CEO INA

Arif Budiman expert di Industri keuangan dan investasi. Memiliki pengalaman 25 tahun di berbagai perusahaan internasional dan domestik.

Dan dalam usia yang sangat muda beliau dipercaya sebagai presiden McKinsey Indonesia, pernah menjadi konsultan Booz Allen Hamilton di Amerika dan di Asia, dan pernah menjadi Dirut Danareksa, dan Dirkeu Pertamina.

3. Stefanus Ade Hadidjaja sebagai Chief Invesment Officer INA

Stefanus expert dan praktisi investasi profesional, berpengalaman sebagai konsultan internasional, CEO dan komite investasi di berbagai perusahaan multinasional. Di Managing Director and Country Head untuk Indonesia dan Singapura, kemudian Teritory Services Leader di IBM Indonesia.

4. Marita Alisjahbana sebagai Chief Risk Officer di INA

Marita expert di bidang manajemen risiko, paling senior di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Beliau pernah menjabat sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia selama 15 tahun, dan merupakan WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah. Pernah juga sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Thailand, Vietnam, dan Filipina.

5. Eddy Porwanto sebagai Chief Financial Officer

Beliau expert di pengelolaan keuangan dan berpengalaman dalam kinerja dan value improvement di berbagai perusahaan multinasional. Punya banyak pengalaman sebagai Dirkeu di berbagai sektor industri. Penerbangan, otomoti, dan consumer goods. Juga pernah di Northstar Pacific dan CFO General Motors Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meyakini dengan fondasi hukum dan dukungan politik yang kuat serta Dewas dan jajaran direksi yang hebat dan jejaring internasional yang kuat, INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund kelas dunia.

"Saya bersama jajaran pemerintah, dan juga mengharapkan DPR, BPK, serta lembaga-lembaga negara lain juga mendukung penuh gerak INA ini. Harus inovatif, harus berani mengambil keputusan yang out of the box dengan tata keloa yang baik. Indonesia harus mempunyai alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi menuju Indonesia maju. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Profil Dewan Pengawas LPI

Pada kesempatan tersebut, Jokowi kembali perkenalkan jajaran Dewas yang terdiri dari dua anggota Ex-Officio yakni Sri Mulyani Indrawati dan Erick Thohir.

"Beliau berdua saya kira tidak perlu saya perkenalkan," ujarnya di Istana Negara, Selasa (16/2).

Kepala Negara itu melanjutkan, anggota Dewas INA dari unsur profesional terdiri dari tiga orang.

Pertama, Haryanto Sahari. Haryanto Sahari ini expert di bidang tata kelola perusahaan dan manajemen risiko. Dia juga berpengalaman lebih 30 tahun sebagai akuntan senior yang mengaudit berbagai perusahaan besar kelas dunia.

"Beliau juga anggota komite audit Unilever Indonesia 2016-sekarang, dan sebelumnya juga pernah sebagai Senior Auditor di Price Waterhouse Coopers Australia dan partner Price Waterhouse Coopers Indonesia. Serta berpengalaman memimpin restrukturisasi berbagai perusahaan di saat krisis ekonomi Asia di 1998-1999," bebernya.

Kedua, Yozua Makes. Dikatakan jika dia expert dalam bidang hukum, korporasi, dan keuangan. Pendiri dan managing partner dari Firma Hukum Makes and Partner. Yozua juga punya pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang hukum dengan spesialisasi menangani merger dan akuisisi, corporate finance, termasuk penanaman modal asing.

Di samping itu, Yozua juga menerima berbagai penghargaan internasional sebagai praktisi hukum pasar modal terbaik di Asia Leading Lawyers dari Asia-Pacific The Legal 500. Kemudian recomended corporate transaction lawyer by Global Council 300. "Sebagai lawyer korporasi Pak Yozua saya meyakini memiliki reputasi di tingkat internasional," imbuhnya.

Ketiga, Darwin Cyril Noerhadi, beliau expert dalam pasar modal yang punya pengalaman dalam fund rising dan investasi hingga USD 1,5 miliar di Indonesia, Malaysia, India, dan Vietnam.

Serta berpengalaman sebagai komisaris dan direksi di berbagai entitas ternama, antara lain di corporate finance partner Price Waterhouse Coopers Indonesia. Dan Chairman di Cradel Capital.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.