Sukses

BKPM dan HIPMI Sinergikan agar Tak Ditekan Pengusaha Asing

Kerja sama BKPM dan HIPMI akan menjadi suatu energi baru untuk perkembangan pengusaha di daerah maupun secara nasional, agar tidak ditekan oleh pengusaha asing.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama di Bidang Penanaman Modal pada hari ini, Rabu (10/2/2021). Nota kesepahaman ini bertujuan agar investasi yang masuk ke Indonesia bersinergi dengan pengusaha nasional dan daerah.

"Penandatanganan ini adalah ungkapan dari UU Cipta Kerja, dimana bang Bahlil (Kepala BKPM) mengusulkan bagaimana investor asing bisa bekerja sama dengan UMKM yang disinergikan, sehingga bisa kerja sama dengan pengusaha nasional dan daerah," kata Ketua Umum BPP HIPMI, Mardani H. Maming, pada Rabu (10/2/2021).

Menurut Mardani, kerjasama ini akan menjadi suatu energi baru untuk perkembangan pengusaha di daerah maupun secara nasional, agar tidak ditekan oleh pengusaha asing.

"Jangan sampai pengusaha asing diberi fasilitas dari hilir ke hulu, sehingga punya kekuatan ekonomi hebat di negara ini karena dia punya semuanya," jelasnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan salah satu substansi dari kerja sama ini, nantinya pihak HIPMI akan dilibatkan untuk menilai apakah Pemerintah Daerah (Pemda) sudah memberikan kemudahan berusaha. Dalam hal ini terkait aliran investasi.

Selain itu, juga memperkuat kolaborasi pengusaha besar dan kecil.

"Jadi sekarang setiap investasi yang kita akan kasih insentif, dia harus mengalokasikan sebagian pekerjaannya untuk pengusaha daerah," tutur Bahlil.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

16 Perusahaan Investasi di Indonesia Saat Pandemi COVID-19

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan terdapat 16 perusahaan investasi pada 2020. Hal itu terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi yang turun saat pandemi COVID-19.

"Dulu tahun 2018-2019 itu tidak ada satupun perusahaan yang mau relokasi ketika terjadi perang dagang China dan Amerika. Tapi di tahun 2020 meskipun pandemi covid kita mampu merealisasi kurang lebih 16 perusahaan," kata dia, dalam acara 11thKompas CEO Forum, Kamis (21/1/2021).

Dalam pemaparannya, Bahlil menyebut, nilai investasi yang mampu didapatkan dari 16 perusahaan tersebut mencapai USD 7,15 miliar dan mampu menarik 68.600 tenaga kerja.

"Ini sudah jalan ya, sebagian sudah konstruksi, sebagian lagi sudah produksi," ujarnya.

Selain 16 perusahaan, Bahlil juga menyebut terdapat 14 perusahaan yang memiliki intensi relokasi atau diversifikasi ke Indonesia, serta 122 perusahaan potensial dari berbagai sumber.

Dari 14 perusahaan tersebut, rencana investasi yang akan digelontorkan mencapai USD 19,68 miliar dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 59.750 orang. Sedangkan untuk 122 perusahaan lainnya, diharapkan mampu menarik 156.430 pekerja dan investasi mencapai USD 40,5 miliar.

"Sekarang lagi promosikan kawasan industri Batang. Izinnya semua diurus oleh BKPM. Pokoknya siapa yang mau masuk cukup bawa modal dan teknologi dan carikan pasarnya," tutur Bahlil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.