Sukses

Astra Agro Lestari Targetkan Produksi 20 Ton CPO di 2021

Astra Agro Lestari menargetkan tahun 2021 bisa memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebanyak 20 ton.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk menargetkan tahun 2021 bisa memproduksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebanyak 20 ton dari luas lahan perkebunan sebanyak 220 ribu hektar di seluruh Indonesia.

“Kalau yang inti kita berharap Yieldnya sekitar 20 ton per hektar dikalikan  20 persen dan dikali 220 ribu hektar. Harapannya tahun ini produksi bisa naik 5 persen dari tahun lalu mestinya, karena ada sekitar 5000 hektar yang akan kita replanting untuk yang inti,” kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa, dalam Talk to The CEO 2021, Rabu (10/2/2021).

Lebih lanjut Santoso mengatakan, sebenarnya target produksi di Astra Agro itu ada dua jalur, pertama hasil produksi dari kebun inti sawit; kedua, berasal dari luar kebun inti. Meskipun target produksi CPO di Astra Agro dalam jangka menengah diproyeksikan tidak akan terlalu bergerak, namun pihaknya masih optimis produksi CPO masih bisa berjalan baik.

“Produksi inti astra agro dalam jangka menengah itu tidak akan terlalu banyak bergerak, karena optimalisasi intensifikasi sudah dilakukan selama 10 tahun terakhir ini, dan kebun kita hektar nya tidak akan menambah,” jelasnya.

Sehingga jalan satu-satunya agar produksi bisa meningkat yaitu produksi sawit yang diperoleh dari luar kebun inti. Namun karena adanya pandemi covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri dalam hal produksi.

“Kalau dilihat dari waktu ke waktu secara CPO kita maunya meningkat karena itu adalah buah (sawit) yang bukan kebun inti. Tahun lalu penurunan produksi CPO dari pihak luar ini lebih diutamakan, saya berharap tahun ini dari pihak luar bisa balik seperti tahun sebelumnya,” katanya.

Agar menjaga produksi CPO bisa berjalan baik di masa pandemi, Santosa menegaskan bahwa perusahaannya telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, baik di kebun maupun kantor pusat.

“Karyawan di kebun dibatasi akses keluar kebun, akses pihak luar masuk ke kebun juga dibatasi, karyawan dihimbau beraktivitas hanya di dalam kebun, tidak mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru serta melakukan tes covid secara rutin. Di kantor pusat, sebagian karyawan melakukan WFH (work from home),” pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produksi CPO Indonesia Diprediksi Capai 52,3 Juta Ton di 2021

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman memproyeksikan tingkat produksi crude palm oil (CPO) di 2021 akan mencapai 52,3 juta ton. Selain itu, harga CPO di tahun ini diyakini masih akan mengalami peningkatan.

"Secara garis besar proyeksi pergerakan harga CPO di 2021 masih relatif tinggi, dengan perkiraan produksi 52,3 juta ton," ujarnya dalam webinar bertajuk Peran Kelapa Sawit Terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional, Sabtu (6/2).

Selain itu, permintaan CPO pada 2021 diprediksi akan meningkat menjadi 27,36 juta metrik ton. Di mana 11,23 juta metrik ton di antaranya akan masuk ke konsumsi domestik.

"Perkiraan permintaan CPO 2021 sebesar 27,36 juta metrik ton, dengan konsumsi domestik 11,23 juta metrik ton," terangnya.

Dia bilang, kenaikan tingkat produksi yang tinggi tersebut seiring adanya peningkatan permintaan CPO baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong terciptanya produk hilirisasi untuk mengejar nilai tambah.

Antara lain melalui kebijakan pengenaan bea keluar dan pungutan ekspor terhadap setiap eksportasi CPO. Di mana pemberlakuannya tarif uang lebih tinggi untuk produk hulu dibandingkan produk hilir.

"Dengan kebijakan itu komposisi ekpor sawit didominasi produk hilir, di mana ekspor produk turunan CPO telah berada dalam kisaran 58 persen, sementara ekspor CPO 18 persen, lauric 5 persen, dan produk lainnya 15 persen," terangnya.

Selanjutnya dalam rangka hilirisasi produk sawit pemerintah juga menginisiasi program biodiesel. Menurutnya, ini dalam rangka perluasan pasar domestik untuk menyerap kelebihan stok sebagai akibat dari peningkatan produksi sawit dari tahun ke tahun.

"Tak hanya itu, program biodiesel ini juga memberikan manfaat substitusi sebagai impor minyak solar. Sehingga akan menghemat devisa negara," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.