Sukses

Dino Patti Djalal Buka-bukaan Ungkap Motif Pencurian Sertifikat Rumah Ibunya

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengaku telah 5 kali jadi korban pencurian sertifikat rumah

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengaku telah 5 kali jadi korban pencurian sertifikat rumah. Kejadian pertama terjadi tahun lalu, ketika dirinya dikabari sang ibu bahwa ada rumah yang sertifikatnya digadaikan sindikat ke koperasi.

"Dengan menggunakan sertifikat itu mereka mendapat pinjaman Rp 5 miliar. Abis itu mereka kabur," kata Dino Patti Djalal kepada Liputan6.com, Rabu (10/2/2021).

Pada saat itu, ia mengaku kerepotan untuk bantu mengurusi sertifikat rumah milik ibunya yang berusia 84 tahun. Sementara adiknya tinggal di luar negeri.

"Jadi saya yang bantu. Itu rumah pertama yang sertifikatnya hilang dan digunakan untuk dapat uang dari koperasi," ucap dia.

Dari kasus tersebut, Dino mengungkapkan, ada beberapa nama yang kelak akan terlibat untuk pencurian sertifikat di rumah lain. Kejadian kedua terjadi untuk rumah ibunya yang berlokasi di Pondok Indah, Jakarta, dimana ada broker bakal yang menawarkan bantu jual rumah kepada pihak pembeli yang juga berasal dari sindikatnya.

"Pembeli memberikan Rp 2 miliar ke ibu saya, tapi sebagai deposito untuk mendapat sertifikat itu. Begitu sertifikatnya dikasih untuk dasar deposito itu, udah hilang sertifikatnya. Berganti nama berkali-kali," ungkap Dino.

Adapun broker gadungan tersebut sama seperti pada kasus pertama, dimana sang pelaku mensamarkan nama dengan inisial Ali Topan.

"Tapi yang saya heran, Topan ini kenapa enggak ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi gitu. Dan kenapa juga si pembeli ini masih menghilang sampai sekarang. Jadi banyak tanda tanya," sambung Dino Patti Djalal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ali Topan Kembali Beraksi

Topan kembali beraksi untuk kasus ketiga, dimana ia menawarkan pembeli kepada ibunya dengan menyertakan uang sebesar Rp 2 miliar, untuk kemudian sertifikat rumah diberikan kepada notaris.

"Untung notarisnya pinter. Dia telepon saya, bilang itu KTP palsu bukan orangnya. Dan akhirnya saya laporkan polisi, tertangkap lah orang palsunya. Tapi orang yang menggunakan KTP palsu itu sudah lolos, sudah lari," keluhnya.

"Dari situ ketangkep 3 orang, termasuk si Topan ini. Tapi dia masih belum diketahui dalangnya siapa, kan ada dalangnya itu. Jadi saya masih bingung, kok dalangnya sudah banget," ujar Dino gusar.

Pencuri sertifikat rumah untuk kasus keempat dan kelima pun ditenggarai masih sindikat yang sama. Dino mengatakan, kesimpulan ini didapatnya setelah pihak tersangka yang sudah ditangkap polisi mengaku mengurusi rumah keempat.

"Rumah keempat ini yang saya tweet kemarin, bahwa enggak ada apa-apa enggak ada angin enggak ada hujan tahu-tahu sudah ilang, sertifikat sudah berganti nama. Di sana saya enggak ngerti, engga ada saksi, enggak ada AJB, enggak ada transfer, enggak ada apapun, dan ibu saya sudah ganti nama. Di sana ada Topan lagi," tuturnya.

"Abis itu ada rumah kelima, dan rumah kelima juga sudah saya buat laporan ke polisi," tukas Dino Patti Djalal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.