Sukses

Analisa PVMBG Soal Amblesnya Tol Cipali: Material Kurang Padu dan Mudah Tererosi

PVMBG Badan Geologi menjelaskan penyebab amblesnya ruas jalan di Kilometer (Km) 122 Tol Cikopo-Palimanan, Kabupaten Subang, Jawa Barat

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menjelaskan penyebab amblesnya ruas jalan di Kilometer (Km) 122 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Kabupaten Subang, Jawa Barat, adalah erosi dan curah hujan yang tinggi.

Kepala PVMBG Andiani mengatakan erosi yang terjadi menyebabkan tanah bergerak. Meski begitu, menurutnya pergerakan yang terjadi di jalan Tol Cipali itu relatif lambat.

"Kemungkinan material timbunan yang kurang padu atau mudah tererosi. Lalu adanya pengaruh dari erosi air permukaan di kaki lereng mengingat lokasinya yang berada tidak jauh dari sungai besar," kata Andiani dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Berdasarkan analisanya, ruas jalan tol yang ambles itu berada pada wilayah yang memiliki potensi gerakan tanah rendah. Pada zona seperti itu, menurutnya jarang terjadi gerakan tanah kecuali pada kawasan yang berbatasan dengan lembah sungai.

"Gerakan tanah yang lama telah mantap kembali," kata dia.

Adapun kawasan itu menurutnya juga merupakan termasuk daerah yang landai hingga agak curam dengan kemiringan lereng kurang dari 20 derajat.

Selain itu, di daerah tersebut pun tersusun oleh batu pasir tufaan, lempung, dan konglomerat. Namun ia memastikan tidak ada struktur geologi berupa lipatan atau sesar di sekitar area gerakan tanah.

"Jenis gerakan tanah berupa endapan lambat atau rayapan yang ditandai dengan retakan pada badan jalan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi

Untuk itu, menurutnya pihak PVMBG merekomendasikan untuk segera menutup retakan dengan dipadatkan kembali agar air tidak meresap yang bisa mempercepat pergerakan tanah.

Menurutnya hal itu perlu segera dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi guna, menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar.

"Mengarahkan aliran air permukaan agar menjauhi area retakan, kemudian membuat perkuatan lereng di tepian badan jalan yang berada di dekat dengan sungai untuk mengurangi laju erosi dan meningkatkan kestabilan lereng," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.