Sukses

Inovasi Jadi Kunci Wujudkan Visi Indonesia Maju di 2045

Harus dilakukan perubahan paradigma ekonomi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju berpendapatan tinggi pada 2045.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, mengatakan harus dilakukan perubahan paradigma ekonomi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju berpendapatan tinggi pada 2045. Hal ini dapat terwujud dengan mengubah paradigma ekonomi dari yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi berbasis inovasi.

"Oleh karena itu dibutuhkan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan nilai tambah dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), serta menjadi substitusi impor," tutur Bambang Brodjonegoro dalam Seminar Nasional Baterai pada Sabtu (6/2/2021).

Diungkapkannya, untuk mewujudkan mimpi Indonesia tersebut maka harus didukung oleh ekosistem riset yang kondusif berupa sinergi triple helix antara peneliti, pemerintah dan industri. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai integrator yang bertugas untuk mengurangi gap komunikasi antara peneliti dan industri.

"Sehingga hasil penelitian tersebut dapat menjawab permintaan industri. Diharapkan ekosistem yang kondusif melahirkan inovasi baru dan meningkatkan daya saing bangsa," sambungnya.

Kemenristek/BRIN, katanya, turut mendorong inovasi yang bisa mendukung perekonomian nasional berbasis teknologi melalui program prioritas riset nasional. Melalui program prioritas 2020-2024 itu, baterai lithium menjadi kunci, yang salah satu pemanfaatannya bisa diaplikasikan melalui kendaraan listrik.

Produksi baterai lithium akan menjadi keuntungan bagi Indonesia sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia. Hal ini terutama karena nikel merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai tersebut.

Sepanjang tahun 2019, Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia yang menghasilkan 800.000 ton bijih nikel per tahun. "Hal ini diharapkan mengurangi impor dan menciptakan kemandirian energi dalam negeri, sehingga bisa bersaing dengan bangsa lain," kata Bambang.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Ajang Digifish 2020, Menristek Bambang Brodjonegoro Sampaikan Visi Indonesia 2045

Minapoli menjalin kerja sama dengan Digifish Network yang merupakan Jaringan Startup Perikanan Indonesia menyelenggarakan acara inovasi digital di bidang kelautan dan perikanan, Digifish 2020. Gelaran ini merupakan even tahunan yang kali ini berlangsung pada 15-16 Desember 2020.

Dengan mengusung tema “Accelerating The Impact of Innovation Ecosystem on the Fisheries Sector”, acara yang dilangsungkan secara daring melalui platform Zoom, Youtube dan juga Facebook Live ini diikuti lebih dari 450 peserta mulai dari para pembudidaya ikan, petambak udang, startup atau pelaku inovasi, kementerian dan lembaga, pelaku usaha perikanan, perguruan tinggi, NGO, asosiasi perikanan hingga media.

“Tujuan dari diadakannya event Digifish yang sudah memasuki tahun ketiga ini adalah untuk terus mengakselerasi ekosistem inovasi digital agar semakin banyak inovasi, semakin banyak sinergi dan kolaborasi dari ekosistem ini yang berdampak positif dan signifikan bagi sektor kelautan dan perikanan”, ungkap Rully Setya Purnama, penyelenggara Digifish 2020 yang juga merupakan salah satu pendiri Digifish Network, dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).

Menteri Riset & Teknologi dan Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro dalam sambutannya pembukaan Digifish 2020 menyampaikan bahwa Visi Indonesia 2045 adalah menjadi negara maju berpendapatan tinggi dengan produk domestik bruto terbesar ke-4 di dunia.

Namun saat ini Indonesia masih berada pada jebakan kelas menengah karena Indonesia masih mengandalkan sumber daya alam sebagai tulang punggung perekonomian. Aktivitas ekonomi Indonesia harus didorong menjadi berbasis inovasi (innovation based economy).

Untuk menciptakan kondisi tersebut perlu diciptakan iklim inovasi yang kondusif melibatkan sinergi triple helix antara akademisi, pemerintah dan pelaku industri. Kemenristek/BRIN melaksanakan program riset yang memperhatikan pilar-pilar dalam kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang salah satunya adalah penguatan sumber daya manusia dan riset inovasi.

Dukungan Kemenristek/BRIN dilakukan dengan melakukan pembinaan startup di bidang kelautan & perikanan melalui program Startup Inovasi Indonesia. "Melalui program tersebut harapannya dapat tercipta kemandirian dan kemajuan Indonesia di bidang kelautan dan perikanan," jelas Bambang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.