Sukses

Transaksi Digital China Tembus USD 2,4 Triliun di 2020

Perkembangan ekonomi digital China yang melaju pesat selama pandemi Covid-19 pada 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menyoroti perkembangan ekonomi digital China yang melaju pesat selama pandemi Covid-19 pada 2020. Dia mengatakan, total nilai transaksi digital di Tiongkok pada tahun lalu mencapai angka USD 2,4 triliun.

"Sepanjang 2020 transaksi e-commerce di Tiongkok itu mencapai USD 2,4 triliun, naik sekitar 26 persen," ujar Djauhari dalam suatu webinar, dikutip Rabu (3/2/2021).

Menurut dia, capaian tersebut didapat lantaran China per 15 Januari 2021 telah memiliki 162 perusahaan e-commerce berstatus unicorn.

"Terhitung lebih dari 900 juta orang di Tiongkok melakukan pembayaran melalui platform digital. Pada akhir 2025 ekonomi digital di Tiongkok diperkirakan akan meningkat kurang lebih USD 4,2 triliun," jelasnya.

Pasar Digital Indonesia dinilainya juga punya potensi untuk semakin bersinar. Hal ini ditunjang oleh keberadaan 6 perusahaan unicorn dengan transaksi e-commerce sebesar USD 44 miliar, dan penetrasi internet di Indonesia yang sudah mencapai 73 persen.

"Diprediksi by 2025 itu nilai digital ekonomi di Indonesia itu di kisaran USD 130-150 miliar dari total Asean sekitar USD 230 miliar. Ini yang bisa membuat kita lebih frogging juga ke depan," kata Djauhari.

Djauhari mengatakan, KBRI di Beijing pun telah memfasilitasi berragam kerjasama agar pelaku usaha asal Indonesia bisa menembus Pasar Digital China.

"Kita telah mengadakan forum bisnis secara hybrid online, dan hasilnya cukup signifikan. Itu tergambarkan di angka akhir oleh customs kepabeanan di Tiongkok," pungkas Djauhari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nilai Perdagangan Indonesia-China Tembus Rp 1.097 Triliun di 2020

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun melaporkan, total transaksi perdagangan antara Indonesia dan China pada 2020 lalu mencapai angka USD 78,37 miliar, atau sekitar Rp 1.097 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Djauhari mengatakan, perolehan tersebut terbantu berkat penyaluran ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu yang naik 10,13 persen di sepanjang tahun lalu. Sementara angka impor dari China justru menurun tajam.

"Dengan demikian, defisit perdagangan menurun nyaris 70 persen selama 2020 pada saat adanya pandemi. Jadi menurut hemat saya apresiasi yang tinggi terhadap eksportir-eksportir kita," kata Djauhari dalam suatu sesi webinar, Selasa (2/2/2021).

Menurut dia, Kedutaan Besar RI di China ke depan akan terus bantu memfasilitasi transaksi perdagangan antara kedua negara. "Kalau itu semua sudah terbuka tentunya manuvernya itu pelaku-pelaku ekonomi," sambungnya.

Selain perdagangan, Djauhari melanjutkan, realisasi investasi China ke Indonesia pun melonjak tajam hingga 95,6 persen pada 2020 menjadi USD 4,8 miliar. Catatan tersebut menjadikan Tiongkok jadi investor terbesar kedua Indonesia pada tahun lalu di bawah Singapura, dengan realisasi sekitar USD 9,8 miliar.

"Sekarang realisasi di 2020 itu Tiongkok ranking kedua USD 4,8 miliar, Hong Kong ranking ketiga USD 3,5 miliar. Ini naik 20,7 persen dari tahun sebelumnya," jelas Djauhari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.