Sukses

Panen Raya, Food Estate Pulang Pisau Siap Produksi 6,4 Ton Padi per Ha di Februari

Kementan sebut program nasional food estate di Pulang Pisau Kalimantan Tengah sudah berjalan dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menegaskan bahwa program nasional food estate di Pulang Pisau Kalimantan Tengah sudah berjalan dengan baik. Bahkan, kata Sarwo, tahun ini akan terjadi panen raya padi di Minggu ketiga di bulan Februari.

"Kamis nanti Insya Allah sudah akan panen padi pertama di Pulang Pisau. Ini menandakan bahwa program food estate berhasil dijalankan," ujar Sarwo saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (2/2).

Sarwo Edhy mengatakan, luas lahan yang ada di Pulang Pisau untuk food estate saat ini mencapai 10 ribu hektar dan yang berhasil ditanami sekitar 9,7 ribu hektar. Dia menyampaikan 300 hektare yang belum ditanami disebabkan oleh tradisi masyarakat yang memulai menanam di bulan Maret.

"Provitas hasil panen yang diperoleh bisa mencapai 6,4 ton per hektar yang biasanya hanya 3 sampai 4 ton per hektare," katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Sunarna mengharapkan adanya progres yang baik dari program food estate dari waktu ke waktu. Menurut dia, tidak hanya hasil panen saja yang menjadi perhatian, namun juga harus prosesnya harus berjalan dengan lancar.

"Yang pasti kami sangat mengharapkan progres dari food estate itu demi perkembangan pertanian kita kedepannya," tutupnya.

Seperti diketahui, program food estate sendiri dipersiapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian diantaranya dengan pengembangan berbagai komoditas melalui sentuhan mekanisasi dan teknologi, juga dengan memberdayakan para petani, dan industri pengolahan.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Luhut: Food Estate Kesempatan Emas Wujudkan Modernisasi Pertanian

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut B. Pandjaitan menyebutkan proyek food estate yang sedang digarap pemerintah saat ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mewujudkan modernisasi pertanian.

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pertanian kita ke depannya harus terintegrasi. food estate adalah golden opportunity kita untuk bisa mulai membangun pertanian maju dan modern,” ungkap Luhut saat mengunjungi Balai Besar Pengembangan Mekansiasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong, pada Rabu (27/01/2021).

Pemerintah saat ini sedang membangun food estate di sejumlah kawasan, seperti Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Kalimantan Tengah, serta Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional, pengembangan food estate juga diarahkan sebagai model bisnis pertanian yang terintegrasi.

Dia pun mendukung sinergi yang dibangun oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) maupun lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan riset pertanian maupun rekayasa alat dan mesin pertanian (alsintan) khususnya. Apalagi pengembangan alsintan merupakan langkah penting untuk mewujudkan pertanian modern.

“Tidak ada yang bisa dikerjakan sendiri. Kita harus bekerja sama dalam wujudkan pertanian modern,” ungkap Luhut.

Modernisasi pertanian, disebut Luhut bisa terus ditingkatkan dengan tiga pengungkit utama, yaitu bibit, pupuk, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).

Dia mengharapkan Kementan bisa terus mendorong pengembangan varietas benih unggul serta distribusi pupuk sehingga bisa tepat sasaran.

Khusus untuk alsintan, Luhut menilai mekanisasi memang harus dimasifkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Teknologi alsintan seperti drone, water drip irrigation, dan transplanter diharapkan bisa mendukung pertanian modern yang lebih terintegrasi.

“Sebutlah kita punya lahan 7,5 juta hektare. Alsintan cukup kita masifkan separuhnya saja. Bayangkan berapa peningkatan produktivitas yang bisa kita hasilkan. Jangan impor-impor lagi. Kita bahkan bisa ekspor,” ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Fokus Kementan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan Kementan memang sedang fokus dalam meningkatkan penggunaan alsintan oleh petani di lapangan. Apalagi mekanisasi pertanian memang dipercaya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan produksi.

“Penggunaan alsintan bisa menekan angka losses (susut hasil.red) hingga di bawah 3 – 5 persen. Kalau kita mau tingkatkan produktivitas berbagai komoditas strategis kita, mulai dari padi, kedelai, hingga gula, maka mekanisasi pertanian harus menjadi bagian penting dari program kita,” terang Syahrul.

Berdasarkan data kajian Kementan, mekanisasi terbukti dapat mengurangi susut dan meningkatkan mutu hasil pertanian. Misalnya, susut hasil panen padi secara manual sebesar kurang lebih 9,4 persen. Tapi penggunaan alsintan yang mengurangi sehingga berada di kisaran 3 persen.

Syahrul menyebutkan peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) juga perlu diberikan akses untuk terlibat dalam pengembangan setiap tahapan pembangunan pertanian, dari hulu hingga ke hilir.

“Kita bisa siapkan (teknologi) itu, saya yakin sekali. Saya dan kawan-kawan siap kerja di lapangan,” sebut Syahrul.

Kunjungan ke BBP Mektan kali ini merupakan bagian dari upaya memastikan kesiapan rekayasa dan manufaktur alsintan nasional guna mendukung pengembangan program food estate BBP Mektan yang berada di bawah Kementerian Pertanian memiliki tugas melaksanakan penelitian, perekayasaan, pengembangan mekanisasi pertanian, standarisasi, serta pengujian alat dan mesin pertanian.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.