Sukses

Bukan Garuda Indonesia, Pengiriman Tahap 4 Vaksin Sinovac Dilakukan oleh Singapore Airlines

Di awal Desember 2020, pengiriman vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Indonesia menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan kembali menyambut kedatangan vaksin Covid-19 pada Selasa (2/2/2021). Kedatangan vaksin tahap keempat ini sebanyak 11 juta dosis yang dipesan oleh PT Bio Farma (Persero) dari Sinovac Life Sciences Co. Ltd.

Vaksin Sinovac tersebut dikirim dari Beijing, China, menuju Indonesia menggunakan Singapore Airlines dengan kode penerbangan SQ 0801. Pesawat dijadwalkan tiba di bandara Soekarno-Hatta pukul 09.30 WIB.

"Transit di Singapura pengiriman vaksin Sinovac 11 juta dosis pemesanan Biofarma Bandung dari Sinovac Life Sciences Co. Ltd. Beijing menuju Indonesia, menggunakan Singapore Airlines SQ 0801 pada 2 Februari 2021 pukul 00.10 WS, dan akan tiba di Indonesia pada 2 Feb 2021 pukul 09.30 WIB," demikian pesan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Suryopratomo.

Sebelumnya, pengiriman vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Indonesia menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada awal Desember 2020.

Dalam pengangkutan vaksin ini, Garuda Indonesia mengerahkan armada terbaiknya yaitu pesawat berbadan lebar Boeing 777-300ER dengan kode penerbangan GIA810 dan diterbangkan dari Beijing.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indonesia Dapat 23 Juta Dosis Vaksin COVID-19 AstraZeneca pada Kuartal I - II 2021

Sebelumnya, pada Sabtu, 30 Januari 2021, Indonesia telah menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral, yaitu dari mekanisme Covax Facility. Sesuai dengan surat dari GAVI, di tahap awal, Indonesia akan menerima 13,7-23,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirim melalui 2 tahap, yaitu: kuartal I, sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi awal tersebut.

Distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin AstraZeneca mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing), telah mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG) dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal, demikian seperti dikutip dari keterangan pers Kemlu.go.id, Minggu (31/1/2021).

Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin, Emergency Use Authorization, aturan identifikasi, jalur distribusi dan rencana vaksinasi nasional.

Sementara itu, Kemenkes dalam pernyataan persnya menyebut bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat digunakan untuk memvaksinasi penduduk usia 60 tahun keatas. 

Seperti vaksin sebelumnya, vaksin AstraZeneca nantinya harus mendapatkan Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan POM sebelum dapat digunakan di Indonesia.

"Ini merupakan keberhasilan diplomasi kita, melalui COVAX kita mendapatkan akses vaksin gratis dan dalam waktu yang cepat tentunya akan melengkapi jenis vaksin yang sudah ada saat ini. Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun keatas yang kita ketahui dimana kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi," kata juru bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi (31/1).

Adanya vaksin dari COVAX ini tentu akan banyak membantu dari kemampuan anggaran negara untuk bisa memenuhi kebutuhan program vaksinasi ini karena pengadaan vaksin melalui skema GAVI sifatnya gratis untuk pemerataan akses negara miskin dan berkembang mendapatkan vaksin COVID-19.

Vaksin dari GAVI akan melengkapi kebutuhan program vaksinasi COVID-19 untuk 181 juta penduduk Indonesia yang dianggap memenuhi syarat mengikuti program ini.

Indonesia telah mendapatkan komitmen dan opsi untuk mendatangkan sebesar 663 juta dosis vaksin dari AstraZeneca dari Inggris, Sinovac dari Tiongkok, Novavax dari Amerika dan Kanada, dan Pfizer dari Amerika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.