Sukses

Harga Minyak Jatuh di Tengah Kekhawatiran Soal Pasokan Vaksin Covid-19

Pembatasan permintaan karena penguncian diimbangi dengan pengurangan pasokan bisa mencegah harga minyak jatuh.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak ini didorong oleh kekhawatiran akan pasokan vaksin Covid-19 yang lambat.

"Pasokan vaksin Covid-19 tidak ada," jelas analis energi Mizuho New York, Bob Yawger.

Selain itu tekanan harga minyak juga terjadi karena masih belum jelasnya paket stimulus yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mendesak Kongres untuk mengambil tindakan cepat atas proposal bantuan Covid-19 senilai USD 1,9 triliun.

"Tidak ada waktu lagi untuk penundaan," kata Biden. “Bisa memakan waktu satu tahun lebih lama untuk kembali ke pekerjaan penuh jika kita tidak bertindak sekarang.” lanjut dia.

Mengutip CNBC, Sabtu (30/1/2021), harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,63 persen dan menetap di USD 55,88 per barel. Kontrak harga minyak ini membukukan kinerja positif pada pekan keempat Januari.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 0,27 persen lebih rendah ke level USD 52,20 per barel. Kontrak ini mencatatkan kinerja negatif dalam dua minggu berturut-turut.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan harga minyak diperkirakan akan naik di 2021 namun memang kenaikannya tidak akan terlalu besar.

"Pembatasan permintaan karena penguncian diimbangi dengan pengurangan pasokan bisa mencegah harga jatuh atau bahkan bisa naik ke tingkat yang signifikan," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OPEC+

Arab Saudi berjanji memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret. Kepatuhan dengan pembatasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ meningkat pada Januari.

Produksi minyak OPEC pada Januari naik, setelah OPEC+ menyetujui pelonggaran pembatasan pasokan.

Namun, kenaikan tersebut kurang dari jumlah yang disepakati. Terjadi penurunan ekspor Nigeria yang tidak disengaja sehingga membatasi peningkatan tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.