Sukses

Sri Mulyani: Harga Vaksin Covid-19 Naik Gara-Gara Diborong Negara Kaya

Kenaikan harga vaksin Covid-19 terjadi seiring banyaknya permintaan dan kebutuhan vaksin dari negara-negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, pemerintah masih terus melakukan negosiasi harga vaksin yang ditawarkan oleh perusahaan luar yang memproduksi vaksin Covid-19. Mengingat, harga jual vaksin ditawarkan perusahan mengalami kenaikan signifikan.

Dia mengatakan, kenaikan itu terjadi seiring banyaknya permintaan dan kebutuhan vaksin dari negara-negara di dunia.

"Ini terus diikuti bagaimana para ahli dan Kemenkes melakukan perencanaan vaksinasi termasuk negosiasi harga mulai terjadi kenaikan harga vaksin," jelas dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/1).

"Sebab orang-orang negara kaya memborong semua dan orang-orang kaya di negara kaya mulai memborong sendiri," sambung dia.

Bendahara Negara itu mengaku tidak terkejut dengan dinamika yang terjadi. Karena memang sebelumnya WHO sendiri sudah menyampaikan dan memperingatkan bahwa vaksinasi ini bisa menjadi tragedi moral dunia.

"Ini sudah disampaikan oleh WHO dalam peringatan bahwa vaksinasi Covid bisa jadi tragedi moral dunia," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap, Indonesia tengah memfinalisasi kontrak dengan perusahaan Pfizer untuk mendapatkan 50 juta vaksin Covid-19. Hal tersebut untuk memenuhi target 329 juta dosis.

Selain vaksin Sinovac yang sudah tiba, Indonesia telah mengantongi kontrak dengan Novavax sebanyak 50 juta dosis, AstraZanecaa 50 juta, dan Covax/GAVI 54 juta.

"Indonesia sekarang posisinya kontrak yang pasti ada sekitar 270 juta dosis dari kebutuhan 426 juta dosis. Kita sedang melakukan finalisasi dengan Pfizer untuk melengkapi kontrak yang pasti 329 juta dosis," ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penuhi Kebutuhan Vaksin

Pemerintah juga mengupayakan memenuhi kebutuhan vaksin itu dari organisasi multilateral WHO Covax/GAVI. Budi mengatakan, vaksin tersebut berbayar sehingga pemerintah bisa mengurangi kontrak dengan penyedia vaksin berbayar. Covax/GAVI bisa menyediakan 108 juta dosis.

"Kalau kita tidak dapat, kita akan ambil yang berbayar. Angka dari Covax/GAVI angka sekarang adalah 54 juta sampai dua hari lalu kita masih bicara dengan mereka dan ada kemungkinan mereka bisa menaikkan sampai 108 juta," jelas Budi.

Sehingga untuk saat ini, Indonesia bisa mendapatkan 663 juta dosis vaksin Covid-19. Lebih dari kebutuhan untuk saat ini.

"Total yang kontrak dan opsi yang sudah ada di meja sekarang yaitu sekitar 663 juta, sedikit lebih dari yang dibutuhkan seluruh masyarakat Indonesia," kata Budi.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.