Sukses

Ada PPKM, Pemerintah Pede Penularan Covid-19 Turun dalam 1 Bulan

Pemerintah pede setelah waktu perpanjangan PPKM selesai pada 8 Februari mendatang aktivitas ekonomi akan menggeliat kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto angkat suara mengenai penyebab lonjakan pasien positif Covid-19 di pulau Jawa dan Bali dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, ini imbas dari musim libur musim libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) .

"Kami lihat beberapa daerah Jawa dan Bali masih naik sebagai dampak dari libur Nataru," tegasnya dalam webinar bertajuk "Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional", Rabu (27/1).

Akan tetapi, Airlangga optimis tingginya angka penularan positif Covid-19 di kedua pulau tersebut bisa diturunkan hanya dalam waktu satu bulan saja setelah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan. Dia bilang, ini berdasarkan hasil kebijakan pengalaman pengetatan pembatasan sosial sebelumnya.

"Berdasarkan pengalaman (penularan Covid-19) akan flatten setelah diketatkan selama 1 bulan," terangnya.

Maka dari itu, Airlangga merasa pede setelah waktu perpanjangan PPKM selesai pada 8 Februari mendatang aktivitas ekonomi akan menggeliat kembali. Tentu saja dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam berbagai kegiatan ekonomi.

"Dan tentu kita berharap 8 Februari nanti beberapa aktivitas (ekonomi) bisa dijalankan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dan kembali kedisiplinan menjadi penting," ujar dia mengakhiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masa PPKM, Stasiun Bekasi Alami Lonjakan Penumpang hingga 3 Persen

Lonjakan penumpang KRL terjadi di Stasiun Bekasi, Jawa Barat pada hari ini, Senin (25/1/2021). Angka lonjakan disebutkan mencapai 3 persen di tengah berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Membludaknya calon penumpang sejak pagi itu, membuat antrean panjang tak terelakkan, hingga mencapai area parkir Stasiun Bekasi. Penerapan jaga jarak juga semakin membuat antrean mengular.

"Hingga pukul 11.00 WIB, jumlah pengguna KRL sebanyak 168.114 orang atau bertambah sekitar 3 persen dibanding waktu yang sama, pada Senin pekan lalu yang mencapai 162.865 orang," ujar VP Corsec KAI Commuter Anne Purba melalui keterangan tertulis.

Menurut dia, penambahan penumpang dipantau berdasarkan volume antrean di beberapa stasiun di Jabodetabek. Mayoritas calon penumpang KRL ditengarai merupakan warga Bekasi yang bekerja di Jakarta.

Anne menegaskan, kondisi di Stasiun Bekasi masih terbilang kondusif meskipun mengalami lonjakan penumpang. Pihaknya juga terus memantau pelaksanaan protokol kesehatan terhadap calon penumpang.

"Protokol kesehatan 3M juga senantiasa wajib dijalankan oleh para pengguna maupun petugas kami di stasiun maupun di dalam KRL," terang dia.

3 dari 3 halaman

Commuter Line Dukung PPKM

Anne menyebut pihaknya juga mendukung kebijakan PPKM yang diberlakukan pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19 di Kota Bekasi.

"Kami mengajak pengguna KRL untuk tetap mematuhi arahan pemerintah dengan mengurangi mobilitas, serta mengatur bekerja dari kantor sebesar 25 persen guna menekan penyebaran Covid-19," jelas Anne.

Tak hanya stasiun Bekasi, sejumlah stasiun di wilayah lain juga mencatat adanya lonjakan calon penumpang dibandingkan pekan lalu.

Di antaranya, Stasiun Bogor sebanyak 12.797 pengguna atau naik 29 persen serta Stasiun Sudimara sebanyak 5.230 pengguna atau naik 4 persen. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.