Sukses

Unik, Trik Miliarder Elon Musk Ketahui Kebohongan saat Merekrut Pegawai

Elon Musk ingin mencari bukti sendiri tentang kemampuan luar biasa yang dimiliki dalam perekrutan pegawai.

Liputan6.com, Jakarta Pegawai yang berkompeten dan memiliki keahlian memang mendukung kesuksesan tiap perusahaan. Namun, tidak semua yang berkompeten akan mendukung. Mungkin akan ada saja pegawai yang justru membuat bahkan akan menghancurkan perusahaan.

Menurut Elon Musk, pegawai yang berkompeten dan memiliki keahlian itu bukan tentang asal sekolah atau tingkatan sekolahnya. “Bahkan tidak perlu memiliki gelar sarjana sama sekali,” ujar CEO Tesla, seperti melansir laman CNBC, Jumat (29/1/2021).

Elon Musk sendiri lebih senang mencari bukti sendiri tentang kemampuan luar biasa yang dimiliki dalam perekrutan pegawai. “Jika dalam rekam jejaknya memang memiliki kemampuan yang luar biasa, itu akan berpengaruh di masa depan,” tegas dia.

Dia pun memiliki beberapa cara untuk mengetahui kemampuan calon pekerja. Seperti apa?

1. Cari Tahu Kebohongan

Ketika mengikuti perekrutan pegawai, pasti setiap orang akan mengatakan bahwa dirinya adalah yang terbaik dalam hal apa pun. Namun, sebagai perekrut, apakah Anda akan langsung memercayainya? Terkadang sulit untuk mengetahui apa yang mereka katakan benar atau tidak.

Sebagai CEO dan miliarder dunia, Musk sudah menemukan solusinya dan mengungkapkannya di World Government Summit tahun 2017. Sebagai seseorang yang pernah merekrut pegawai, Musk meminta setiap kandidat yang dia wawancara untuk menceritakan tentang beberapa masalah tersulit yang pernah dirasakan dan bagaimana dia mampu menyelesaikannya.

"Orang yang benar-benar pernah mampu menyelesaikan masalah dia tahu persis bagaimana caranya menyelesaikan setiap masalah," ujarnya.

Dari masalah itu, orang tersebut akan banyak mengetahui solusinya dan bahkan tahu persis detail penyelesaiannya. Pertimbangan Musk untuk memilih pegawai ketika perekrutan bergantung pada gagasan pelamar.

Pelamar yang membuat pernyataan bohong tentu tidak akan meyakinkan. Oleh karena itu, sebagai perekrut Anda harus benar-benar memperhatikan dan mendengarkan khususnya ketika pelamar sedang menceritakan bagaimana dia mampu menyelesaikan suatu masalah sulit.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Terapkan Strategi yang Efektif

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Applie Research in Memory and Cognition tahun lalu tepatnya bulan Desember menemukan beberapa cara untuk mengetahui apa yang dikatakan pelamar berbohong atau tidak berdasarkan teknik wawancara. Musk sudah melakukannya bertahun-tahun.

Salah satu tekniknya disebut Asymmetric Information Management (AIM). Teknik tersebut dirancang sebagai sarana pelamar untuk menunjukkan jujur atau tidaknya dia kepada pewawancara dengan memberikan informasi secara rinci.

"Detail kecil itu merupakan sumber penyelidikan forensik dan dapat memberikan fakta untuk diperiksa dan saksi untuk ditanya," tulis Cody Porter yang merupakan salah satu penulis studi dan pengajar senior di University of Portsmouth dalam sebuah artikelnya The Conversation.

Selain itu, dia juga menambahkan, pewawancara harus memberikan pertanyaan yang jelas kepada orang yang diwawancarai. Jika orang yang diwawancarai mampu memberikan pernyataan yang lebih panjang dan rinci mengenai sesuatu yang menarik, pewawancara akan lebih mampu mendeteksi apakah orang yang diwawancarai mengatakan dengan jujur atau bohong.

Di samping itu, Porter dan tim penelitinya juga menemukan bahwa orang yang benar-benar jujur biasanya akan berusaha untuk menunjukkan bahwa dia tidak bersalah. Justru biasanya dia akan lebih merinci lagi penjelasannya untuk menanggapi atas pertanyaan pewawancara.

"Sebaliknya, pembohong akan menyembunyikan masalahnya. Secara strategi, hal itu berarti mereka cenderung menahan informasi sebagai tanggapannya terhadap metode AIM. Asumsi mereka adalah memberikan lebih banyak informasi akan memudahkan pewawancara untuk mendeteksi kebohongan. Oleh karenanya, mereka akan lebih sedikit memberikan informasi atas jawabannya," jelas Porter.

3. Katakan sebenarnya dan sedetail mungkin

Studi menunjukkan metode AIM dapat meningkatkan kemungkinan mendeteksi kebohongan hampir 70 persen. Tentu salah satu cara itu merupakan cara yang baik untuk dicoba ketika Anda akan merekrut pegawai karena Musk sendiri pun sudah mencobanya.

Seperti yang dikatakan Musk dalam wawancara dengan Auto Bild, jika benar-benar ingin merekrut lihatlah jawaban para kandidat ketika dia mampu menyelesaikan masalahnya.

"Selain itu, Anda juga harus memastikan apakah dia merupakan orang yang bertanggung jawab atau tidak. Biasanya seseorang yang sudah terbiasa menyelesaikan masalah, pasti dia akan memahami secara detailnya, tidak akan lupa," Musk menambahkan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.