Sukses

Kenalkan Miliarder Colin Huang, Anak Pekerja Pabrik Penantang Jack Ma Berharta Rp 853 T

Miliarder Colin Huang adalah pendiri Pinduoduo, sebuah marketplace online yang menghubungkan pembeli dan penjual.

Liputan6.com, Jakarta Nama Colin Huang atau Huang Zheng mungkin terdengar asing bagi beberapa orang. Padahal, dia pada tahun lalu disebut sebagai penantang serius bagi pendiri Alibaba, Jack Ma, serta pendiri sekaligus CEO Tencent, Pony Ma, dalam daftar orang terkaya atau miliarder di China.

Huang adalah pendiri Pinduoduo, sebuah marketplace online yang menghubungkan pembeli dan penjual. Layanan ini populer di Negeri Tirai Bambu, dan memiliki kapitalisasi pasar pada tahun lalu lebih dari USD 100 miliar.

Orang-orang membeli barang di Pinduoduo seperti iPhone sambil bermain gim, dan mengajak teman-teman untuk membeli secara berkelompok bahan makanan dengan diskon besar.

Pinduoduo mengambil sedikit komisi dan menagih penjual untuk mempromosikan produk mereka di aplikasi tersebut, tapi tidak menyimpan stok apa pun.

Pria tersebut mendirikan perusahaannya pada 2015. Sejak itu bisnisnya berkembang pesat, dan terdaftar di bursa pada Juli 2018.

Kekayaan Huang pun terus meningkat. Berdasarkan data Forbes per 25 Januari 2021, kekayaan bersihnya USD 60,6 miliar (Rp 85,3 triliun).

Pada 21 Juni 2020, kekayaan Huang pernah melampaui Jack Ma dan menjadi orang terkaya kedua di China setelah Pony Ma. Saat artikel ini ditulis, Real-Time Billionaire Forbes mencatat Colin berada di peringkat ke-20, satu peringkat di bawah Jack Ma.

Masa Muda

Dilansir Business Insider, Senin (25/1/2021), Huang lahir pada 1980 dari orang tua pekerja pabrik di pinggiran Hangzhou, sebuah kota di provinsi Zhejiang. Ini merupakan wilayah basis Alibaba.

Huang bersekolah di sekolah biasa, sampai akhirnya menang di olimpiade matematika. Gurunya meminta Huang mengikuti tes masuk sekolah bahasa asing yang sangat selektif, Hangzhou Foreign Language School (HFLS).

Sempat awalnya menolak, Huang akhirnya memutuskan sekolah di HFLS. Sekolah menengah ini terkenal dengan pendekatan liberalnya.

"Kami dihadapkan pada budaya dan pengaruh barat jauh lebih awal, lebih dalam dan lebih luas lagi. Banyak dari kami lebih liberal daripada anak-anak di sekolah lain," kata Huang.

Pada usia 18 tahun, Huang mulia belajar ilmu komputer di Zhejiang University. Pada tahun pertamanya, ia terpilih sebagai fellow di Melton Foundation, yang didirikan oleh pendiri VeriFone, Bill Melton.

Yayasan tersebut memiliki pelajar muda dari wilayah berkembang di seluruh dunia. Mereka diberikan komputer dan data internet, sehingga dapat menjelajahi internet dan saling mengirim pesan. Mereka juga dapat melakukan perjalanan ke negara anggota setiap tahun.

Pengalaman tersebut membuat Huang memiliki pikiran lebih internasional daripada kebanyakan orang di China.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Karir

Huang pernah menjadi karyawan magang di Microsoft. Namun dia tidak memilih bekerja di Microsoft setelah lulus kuliah. Seorang mentor menyuruhnya untuk melihat peluang di Google.

Jika bekerja di Google, kata sang mentor, maka dia harus bertahan setidaknya tiga tahun karena satu atau dua tahun tidak cukup untuk naik ke posisi penting.

Huang lulus dengan gelar master ilmu komputer dari University of Wisconsin, Madison pada 2004, mendapatkan pekerjaan full-time pertama di Google. Ia mengikuti nasihat mentornya dan bekerja selama tiga tahun di raksasa internet tersebut.

Google melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 19 Agustus 2004, dan saat itu Huang baru bergabung selama enam bulan. Ia merasa sangat beruntung pernah bekerja di Google.

Setelah mengundurkan diri dari Google pada 2007, Huang memulai situs e-commerce Oukou, yang menjual peralatan elektronik konsumen dan rumah tangga. Dia menjual usaha tersebut tiga tahun kemudian, kemudian memulai perusahaan keduanya Leqi.

Bisnis ketiganya adalah studio gim Xunmeng, yang membuat gim role-playing berbasis web. Ruang e-commerce didominasi oleh Alibaba dan JD.com ketika Huang merilis Pinduoduo pada 2015.

Berbekal pengalamannya di bidang e-commerce dan gim, pengusaha itu yakin ia dapat meraih sukses dengan melakukan gamifikasi belanja online.

Pinduoduo saat ini merupakan rival sejati Alibaba. Perusahaan pada Mei 2019 merilia kampanye pemasaran berkelanjutan yang disebut subsidi 10 miliar yuan untuk meningkatkan penjualan dan mempertahankan pelanggan. Alibaba pun mengikuti dengan kampanye serupa.

Huang melepas jabatan CEO pada 1 Juli 2020, dan kini fokus merumuskan strategi jangka panjang untuk Pinduoduo sebagai chairman.

(Din)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.