Sukses

Harga Minyak Turun Dipicu Lonjakan Stok di AS

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 60 sen atau 1,1 persen menjadi USD 55,50 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta), terbebani oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS dan kekhawatiran bahwa pembatasan akibat pandemi baru di China akan mengekang permintaan bahan bakar di negara importir minyak terbesar dunia tersebut.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (23/1/2021), harga minyak mentah berjangka Brent turun 60 sen atau 1,1 persen menjadi USD 55,50 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 86 sen atau 1,6 persen menjadi USD 52,27 per barel.

Secara mengejutkan, persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan naik 4,4 juta barel dalam seminggu terakhir, dibandingkan ekspektasi penurunan 1,2 juta barel.

Departemen Transportasi AS menyatakan intensitas perjalanan di jalan AS turun 11 persen pada November, penurunan yang lebih tajam dibandingkan Oktober karena kasus virus corona meningkat.

"Pandemi tampaknya terus meluas ke gelombang kedua di China, dengan infeksi meningkat dari hari ke hari dan mencapai lagi daerah yang berbeda seperti Shanghai," kata Analis Pasar Minyak Rystad Energy Louise Dickson.

Data persediaan minyak mentah AS menunjukkan tanda-tanda kekuatan dalam permintaan produk domestik.

Sementara stok minyak mentah AS naik secara tak terduga pekan lalu, kilang menaikkan produksi ke penggunaan kapasitas tertinggi sejak Maret dan permintaan bensin dan solar meningkat dari minggu ke minggu.

"Ekspor minyak mentah memang turun cukup dramatis, yang merupakan alasan utama untuk keseluruhan stok minyak mentah yang layak," kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Dunia Stabil Dibayangi Lonjakan Stok Minyak AS

Harga minyak mentah dunia stabil usai data industri menunjukkan adanya lonjakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Hal ini memicu kekhawatiran permintaan bahan bakar terkait pandemi, sementara harapan kucuran stimulus AS mendukung harga minyak.

Melansir laman Yahoo Finance, harga minyak mentah berjangka Brent naik 2 sen menjadi USD 56,10 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 18 sen menjadi USD  53,13 per barel.

Bagi Lulusan Baru Kedua tolok ukur harga minyak tersebut naik selama dua hari terakhir karena ekspektasi kucuran bantuan COVID-19 besar-besaran di bawah Presiden AS yang baru Joe Biden.

Rabu malam, data industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 2,6 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 1,2 juta barel. 

Adapun rilis data inventaris ditunda dua hari hingga Jumat karena hari libur dan Hari Pelantikan Martin Luther King Jr.

"Kami sedang dalam jeda sampai kami mendapatkan laporan persediaan," kata Phil Flynn, Analis Senior di Price Futures Group di Chicago.

"Pasar sedang menunggu untuk melihat apa yang akan kita lihat dalam persediaan besok dan stimulus di masa mendatang," lanjut dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.