Sukses

Bocoran Usaha yang Bakal Moncer di 2021

Investasi di industri makanan dan minuman ini masih bagus karena masuk dalam kebutuhan pokok

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 ini. Maka banyak orang juga mulai membuka usaha sendiri. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang memperkirakan bisnis di sektor makanan dan minuman sangat menjanjikan di 2021. Sektor ini dinilai lebih baik pertumbuhannya karena masuk dalam kelompok kebutuhan pokok.

"Investasi di industri makanan dan minuman ini masih bagus karena masuk dalam kebutuhan pokok dan sangat besar peluangnya," kata Sarman Simanjorang dalam Ruang Merdeka Live edisi Melihat Investasi Paling Tren di 2021 pada akun instagram @merdekadotcom, Jakarta, Rabu (13/1/2020).

Dalam situasi apapun, kebutuhan pokok tidak akan tertinggal. Sektor ini masih akan terus diburu para konsumen dan bisa menjadi peluang pasar yang menjanjikan.

Selain itu, sektor properti juga mulai terbuka, baik itu berupa perumahan, kos-kosan hingga apartemen. Tak terkecuali perumahan sederhana karena di Indonesia masih banyak kelas menengah yang memiliki uang simpanan di bank.

"Rumah sederhana ini sangat terbuka karena di Indonesia punya kelas menengah baru," kata dia.

Sarman mengatakan saat ini terdapat 50 juta kelas menengah baru di Indonesia. Mereka memiliki dana di bank yang baru akan dibelanjakan bila proses vaksinasi berjalan lancar.

"Kita masih punya stok uang di masyarakat menengah," kata dia.

Kelas menengah baru ini akan diperkirakan membelanjakan uangnya untuk investasi properti, otomotif hingga usaha di sektor UMKM.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Produktivitas Usaha, Kemnaker Luncurkan Aplikasi SIPRONI

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Layanan Produktivitas Terkini (SIPRONI) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (03/12/20). Aplikasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara cepat kebutuhan peningkatan produktivitas setiap sektor usaha.

Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker, Budi Hartawan, mengatakan dengan  mengukur tingkat produktivitas suatu perusahaan menggunakan SIPRONI, maka akan diperoleh gambaran kondisi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan cita-cita pembangunan, serta dapat melihat sejauh mana kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Aplikasi SIPRONI dapat diakses melalui laman web produktivitas.kemnaker.go.id., saya berharap melalui sistem SIPRONI ini, Kemnaker dapat menyiapkan SDM yang berdaya saing dan produktif sebagai bagian dari peningkatan daya saing nasional, serta seiring dengan itu juga akan meningkatkan produktivitas nasional,” kata Budi Hartawan.

Kata Budi, SIPRONI merupakan salah satu langkah upaya mendukung Gerakan Produktivitas Nasional (GPN), yang akan dilengkapi dengan pembentukan Forum Produktivitas Kerja (Productivity Community) untuk meningkatkan peran serta aktif Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pelaku Usaha (Perusahaan dan Industri), Serikat Pekerja dan Akademisi di Indonesia.

Indonesia melalui Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) telah menginisiasi Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS).

Gerakan ini adalah upaya menggerakkan seluruh komponen bangsa yang dilakukan secara terencana, terstruktur, sistimatis dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional, kesejahteraan dan daya saing bangsa Indonesia.

"Implementasi tersebut akan dilakukan dengan teknologi, menggunakan aplikasi yang dinamakan Sistem Informasi Layanan Produktivitas Terkini (Siproni) yang hari ini kita launching," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.