Sukses

Terus Naik, Harga Kedelai Tembus Level Tertinggi dalam 6 Tahun

Harga kedelai yang mencapai 13 dolar AS per bushel (gantang) di pasar global menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebutkan harga kedelai yang mencapai 13 dolar AS per bushel (gantang) di pasar global menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.

"Sekarang ini harga kedelai itu 13 dolar AS per bushel, per rumpunnya. Ini adalah harga tertinggi dalam enam tahun terakhir," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual dikutip dari Antara, Senin (11/1/2021)..

Bushel adalah unit pengukuran yang berlaku di AS yang digunakan menakar volume kering suatu komoditas perdagangan, khususnya komoditas pertanian seperti kedelai. Ukuran 1 bushel = 27,2 kg.

Lutfi menyampaikan bahwa tingginya permintaan kedelai di pasar global, serta produksi yang menurun menjadi penyebab utama melambungnya harga kedelai.

Seperti diketahui, harga kedelai yang dibeli perajin tahu tempe dari para importir mengalami lonjakan. Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indoensia (Gakoptindo), harga kedelai melonjak hingga Rp9.300-9.800 per kg, dari kisaran harga normal Rp6.000-Rp7.000 per kg.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan Argentina, salah satu negara produsen kedelai, selain mengalami gangguan cuaca basah La nina, di sana juga terjadi aksi mogok pekerja di sektor distribusi dan pengapalan.

Selain itu, China yang menjadi negara importir terbesar kedelai meningkatkan jumlah permintaannya (demand) dari 15 juta ton menjadi 28 juta ton untuk pakan ternak babi, sehingga mengakibatkan tingginya harga.

Lutfi menjelaskan bahwa pada tahun 2019-2020, China mengalami serangan flu babi (swine flu) sehingga menyebabkan seluruh ternak di negara tersebut harus dimusnahkan.

"Hari ini mereka memulai ternak lagi dengan jumlah sekitar 470 juta yang tadinya makanannya tidak diatur, karena jumlah babi yang besar ini hampir melipatgandakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat dalam kurun waktu yang singkat," kata Lutfi.

Namun demikian, Kemendag memastikan bahwa stok kedelai di Indonesia tercukupi dalam tiga sampai 4 bulan ke depan. Hanya saja terjadi kenaikan harga.

Oleh karenanya, Kemendag menjembatani antara importir kedelai, perajin dan pedagang tahu tempe.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mendag: Harga Kedelai Dunia akan Terus Naik hingga Mei 2021

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memprediksi harga kacang kedelai dunia masih menguat hingga Mei 2021. Sehingga diharapkan harga kedelai akan kembali normal pada Juni setelah negara importir melanjutkan produksi.

“Kedelai ini harganya akan menguat terus mungkin sampai akhir Mei 2021. Kami baru melihat bahwa harga karena memang hasil daripada kedelai ini dan Brazil akan kembali kepada produksi mungkin lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya,” kata Mendag dalam Konferensi pers trade Outlook 2021, Senin (11/1/2021).

Menurutnya harga kedelai akan mulai membaik pada Juni 2021, selama harga landed cost kedelai di atas Rp 8.000. Kementerian Perdagangan akan menjadi penengah antara pengrajin dan pasar untuk memberitahukan berapa harga tahu dan tempe yang wajar.

“Kacang kedelai seperti saya prediksi bahwa kacang kedelai itu memang menjadi sesuatu Permasalahan yang tidak mudah, karena kacang kedelai ini adalah barang penting bagi makanan dan ketersediaan gizi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Tapi lebih dari 90 persen kebutuhan kacang kedelai itu adalah barang impor, sehingga yang terjadi sekarang ini adalah tingginya permintaan dunia terhadap kacang kedelai seiring  dengan terganggunya oleh cuaca maupun keadaan ekonomi di dunia.

“Sekarang ini harga kedelai itu USD 13 per bushels-nya, dan ini adalah harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kenapa? karena yang pertama adalah gangguan cuaca El Nina di Latin Amerika yang menyebabkan basah di Brazil dan Argentina,” katanya.

Selain itu faktor lainnya, diperparah dengan aksi mogok Argentina seperti mogoknya di sektor distribusi dan mogok di Pelabuhan. Ini menjadi permasalahan logistik dan permasalahan demand atau permintaan.

“Pada tahun 2019-2020 yang lalu itu Cina mengalami yang disebut dengan flu babi yang menyerang ternak babi mereka dimana seluruh ternak babi yang ada di China ini dimusnahkan. Jadi hari ini mereka memulai ternak babi itu lagi dengan jumlah sekitar 470 juta yang tadinya makan nya tidak diatur sekarang makanannya diatur,” jelasnya.

 “Tetapi kami pastikan bahwa stok kacang kedelai untuk Indonesia dalam 3 sampai 4 bulan ke depan adalah cukup, yang terjadi adalah kenaikan harga karena di sini adalah tugas pemerintah menjembatani antara importir dan pengrajin dan pedagang,” pungkasnya.    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.