Sukses

Kisah Mugzy McFly, Remaja Bronx yang Sukses Berkarier di Dunia Fashion

Mugzy McFly memperluas koleksi usahanya dengan menghadirkan desain yang bisa dipakai untuk pria dan wanita.

Liputan6.com, Jakarta Perancang busana sekaligus pengusaha asal New York, Jevaughn Williams AkA Mugzy McFly mampu mengubah impian masa kecil menjadi kenyataan. Bersama Signed By McFly, Mugzy kini sukses meraih impian.

Label streetwear Signed By McFly kini mampu menarik perhatian para atlet, musisi, dan selebriti profesional di seluruh dunia.

Lahir dan dibesarkan di ibukota yang terkenal dengan fashion, Kota New York, Mugzy tumbuh dengan minat yang begitu besar pada bidang fashion.

Pertama kali, dia bereksperimen dengan desain saat berusia tiga belas tahun. Saat itu ia memulai dengan membuat desain untuk membuat sneakers favoritnya yang diinginkan.

Mugzy menempuh pendidikan dan mendapat gelar di bidang akuntansi. Pendidikan tersebut dia tempuh di salah satu universitas di New York, Johns University.

Dari sana, dia menerima berbagai pengetahuan hingga membantunya untuk sukses sebagai seorang pengusaha.

Pada tahun 2013, Mugzy mulai menunjukkan kepada banyak orang bisa menciptakan merek T-Shirt dengan desain sendiri dan ditandatangani McFly.

Awalnya, dia hanya menunjukkan ke orang-orang di kampung halamannya, Bronx. Hal itu ia lakukan pun tanpa dukungan atau investor dari luar.

Mugzy benar-benar mengelola bisnis secara mandiri. Mulai dari mengelola keuangan, produksi, perencanaan, hingga desain, itu dilakukan sendiri. Akhirnya muncul sepatah kata yang kini dijadikan motto perusahaan, “Lebih Banyak Mimpi, Lebih Sedikit Tidur”.

Setelah memulai karier dalam bidang fashion ini, Mugzy memperluas koleksi usaha dengan menghadirkan desain yang bisa dipakai untuk pria dan wanita.

“Sebagai salah satu remaja yang tumbuh di Bronx, New York, saya sangat menghargai fashion. Akhirnya saya mulai untuk bereksperimen dengan desain-desain buatan tangan untuk pakaian hingga untuk sneakers yang saya inginkan. Menjalankan usaha tersebut dengan tegar dan saya harus tetap terlihat baik-baik. Saya tidak mampu untuk membeli banyak sehingga saya membuatnya,” ujar Mugzy, seperti melansir laman Forbes, Jumat (15/1/2021).

Saat itu ia menceritakan bagaimana dia memulai bisnisnya yang berjalan di industri fashion. Kemudian seiring berjalannya waktu, Mugzy pun membuat beberapa model untuk dijual ke perusahaan fashion lokal.

Sejak saat itulah, dia menyadari bahwa fashion bisa menjadi sebuah karier yang nyata, khususnya untuk dirinya sendiri.

Saat Mugzy memulai karier tersebut, dia tidak memiliki cara bagaimana akan sukses, terlebih di dunia fashion. Apalagi saat ini banyak beragam merek terkenal dari latar belakang yang berbeda-beda. Mugzy tidak pernah untuk benar-benar berpikir bahwa dia yang berasal dari Bronx itu akan sukses seperti sekarang ini.

“Saya tidak memiliki mentor untuk membimbing saya di dunia bisnis. Saya merasakan saat-saat orang membeli yang dirasa ingin beramal di samping mengakui kualitas dan seni milik kita. Saya lebih senang saat orang membeli karena dia menyukainya. Terkadang mungkin seseorang hanya merasa ingin membantu untuk membeli produk kita,” jelas dia perihal tantangan bisnis yang dihadapi.

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Kesalahan

Mugzy pun menceritakan beberapa kesalahan yang pernah dibuat. Melalui kesalahan itulah banyak mengambil pelajaran.

Dalam berbisnis, pebisnis harus memiliki visi yang wajib dipatuhi untuk menjalankan bisnisnya dengan baik dan dapat berjangka panjang. Jika hanya fokus untuk menyenangkan pelanggan, karya atau produk tidak akan sesuai lagi dengan ciri khas.

“Coba menyenangkan semua orang adalah hal besar. Namun, jika saya coba untuk menyenangkan semua orang, fokus saya akan terganggu sehingga karya yang saya buat tidak lagi sesuai dengan gaya saya. Percayalah bahwa jika saya kreatif, maka saya akan membuat produk terbaik,” ujarnya.

Mugzy menyebutkan kesalahan lain yang jadi pelajaran. Dia belajar dari kesalahan saat mengambil pengalaman dan ketakutan orang lain yang kemudian membuat dirinya merasakan hal yang sama.

“Orang-orang mengatakan ini itu berdasarkan pengalaman mereka. Setelah saya berpikir, masalah saya pun belum tentu persis seperti itu. Oleh karena itu, saat membangun karier awalnya saya sangat takut untuk melakukan apapun karena hal tersebut,” jelas dia.

Selain menciptakan model-model baru, Mugzy pun membantu komunitas yang ada di Bronx. Dia menyediakan manajemen merek dan bimbingan kepada banyak orang yang ada di komunitas tersebut.

“Saya selalu memberikan nasihat dan membimbing orang di sana karena saya pernah mengalami hal seperti itu saat masa pertumbuhan di bidang bisnis. Selama empat tahun terakhir pun saya menyelenggarakan pop-up liburan tahunan di Bronx yang telah berhasil menyatukan lebih dari 20 bisnis kecil orang berkulit hitam. Saya sangat menyukai komunitas ini,” jelas Mugzy.

Dia berharap melalui komunitas tersebut bisa membantu meningkatkan desainer lokal lain. Di samping itu pun nantinya bisa membuat sebuah platform yang bisa digunakan oleh pemilik usaha kecil sehingga dapat memperbanyak jaringan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.