Sukses

Faisal Basri: Pulihkan Sektor Pariwisata Tak Bisa Cuma Andalkan Vaksin

Sangat penting untuk mendukung bisnis pariwisata agar bisa beradaptasi dan bertahan hidup di era new normal.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri mengatakan, prioritas kebijakan dalam masa transisi untuk membangkitkan sektor pariwisata adalah melalui memulihkan kepercayaan wisatawan dan mempertahankan pariwisata domestik.

Selain itu juga penting untuk mendukung bisnis pariwisata agar bisa beradaptasi dan bertahan hidup, mendukung pengembalian pariwisata internasional yang aman, memberikan informasi yang jelas dan membatasi ketidakpastian sejauh mungkin.

“Ekonomi dalam kondisi turun kalau kita lihat sektor pariwisata yang paling terdampak, transportasi, airlines minus 15 persen, akomodasi minus 10,71 persen. Oleh karena itu walaupun kita berharap banyak, jangan mengandalkan pada vaksin,” kata Faisal Basri dalam diskusi KAHMI “Vaksin & kebangkitan Pariwisata Indonesia,” Minggu (3/1/2021).

Meskipun menurutnya krisis kali ini berbeda, karena dipicu oleh pandemi global virus Corona COVID-19. Menurutnya disrupsi terjadi hampir di semua aspek kehidupan sosial, budaya, politik dan pertahanan.

“Penyembuhan harus dengan pola pikir baru, lintas disiplin, dan melibatkan semua pemangku kepentingan,” ujarnya.

Pendapat Faisal menyebutkan proses penyesuaian menuju normal baru mungkin membutuhkan waktu yang relatif lama. Apalagi pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan besar dalam perdagangan global, FDI, turis, dan peningkatan kemiskinan dan ketidaksetaraan

“Kedatangan internasional turun 81 persen di bulan Juli dan 79 persen di bulan Agustus, yang biasanya merupakan bulan tersibuk ke-2 dalam setahun dan puncak musim panas di belahan bumi utara,” katanya.

Demikian penurunan hingga Agustus mewakili 700 juta lebih sedikit kedatangan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 dan menyebabkan hilangnya pendapatan ekspor sebesar USD 730 miliar dari pariwisata internasional.

“OECD sekarang memperkirakan bahwa pariwisata internasional akan turun sekitar 80 persen dalam skala krisis pariwisata tahun 2020 yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan prospeknya sangat tidak pasti,” pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

WNA Dilarang Masuk RI, Sandiaga Uno Ajak WNI Piknik

Sebelumnya, pemerintah menutup sementara pintu bagi Warga Negara Asing (WNA) mulai 1-14 Januari 2021 untuk mencegah masuknya varian baru virus corona atau covid-19.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan meskipun ini akan berdampak pada sektor pariwisata, namun ini semua tentunya untuk kepentingan bangsa dan keselamatan rakyat Indonesia.

“Dalam pertemuan dengan Ibu Menteri Luar Negeri @retno_marsudi kemarin, kami sepakat untuk bersama-sama mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran covid-19,” kata Menparekraf, dilansir dari instagram pribadinya @sandiuno, Kamis (31/12/2020).

Ia menekankan untuk para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, harus tetap semangat. Karena ke depan pihaknya akan terus genjot adalah jumlah wisatawan lokal dengan mengedepankan protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlanjutan lingkungan (K4).

“Kita pastikan protokol itu berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat dan kepercayaan wisatawan lokal untuk mengunjungi destinasi-destinasi wisata Indonesia yang jumlahnya begitu banyak dari Sabang sampai Merauke,” ujarnya.

Dengan meningkatnya wisatawan lokal, harapannya usaha-usaha mikro dan kecil akan semakin menggeliat, peluang usaha dan lapangan kerja akan terus tercipta.

Walaupun pemerintah melarang WNA masuk ke Indonesia, namun Menparekraf mengajak masyarakat Indonesia untuk WNI berliburan di dalam negeri daripada ke luar negeri.

“Guys, lihat pemandangannya, cantik sekali. Tidak kalah dengan spot-spot wisata lainnya di dunia. Saya sedang berada di Kaldera Toba yang pada bulan Juli lalu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark karena memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati,” ungkap Sandiaga Uno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.