Sukses

Cara Atur Uang di Tengah Resesi Bagi Pasangan Muda

Supaya kamu dan pasangan tetap bisa melewati resesi dengan aman sebagai keluarga baru, berikut ini beberapa tips keuangan yang bisa diikuti.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah masih jurang resesi. Hal tersebut ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal II dan III kemarin. Namun ternyata, resesi ini tak menghalangi banyak warga untuk menikah. 

Telah banyak gelaran pernikahan dalam dua bulan terakhir tentu saja dengan menegakkan protokol kesehatan. Mengingat, sampai saat ini pandemi Covid-19 belum juga berakhir. 

bagi keluarga baru tentu saja perlu mengatur keuangan mereka. Mengingat dua kepala sudah menjadi satu dan dihadapi pula dengan kenyataan resesi ekonomi. 

Nah, jika kamu baru saja berumah tangga maka harus bisa mengatur keuangan dengan baik. Sebagai keluarga baru, ada banyak hal mengenai keuangan yang perlu dilakukan dengan pasanganmu.

Supaya segala kebutuhanmu sebagai keluarga baru tetap bisa terpenuhi, kamu dan pasangan perlu mulai mengelola keuangan keluarga sejak dini agar tidak semakin terpuruk akibat resesi.

Salah satu tantangan keuangan yang kerap dihadapi oleh keluarga muda adalah keterbukaan kondisi keuangan masing-masing. Tentu saja, di masa resesi hal itu menjadi lebih sulit.

Saat resesi banyak orang kehilangan pekerjaan. Jika kamu atau pasanganmu mengalami hal yang sama, sumber pemasukan keluarga akan semakin berkurang, sementara masih banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Bukan hanya bagi pegawai, bagi kamu yang memiliki bisnis pun akan turut merasakan dampak dari resesi. Bisnismu kemungkinan besar akan menjadi lesu dan sulit untuk terus dipertahankan.

Kurangnya sumber pemasukan bisa menjadi salah satu tantangan keuangan bagi keluarga baru saat resesi. Kamu dan pasangan harus bisa melewati tantangan ini sambil tetap mempersiapkan keuangan untuk keperluan di masa depan.

Supaya kamu dan pasangan tetap bisa melewati resesi dengan aman sebagai keluarga baru, berikut ini beberapa tips yang bisa diikuti seperti dikutip dari Swara, Sabtu (2/1/2021):

Punya dana darurat

Jika sebelumnya kamu sudah punya dana darurat pribadi, sekarang saatnya untuk mengganti dana darurat tersebut menjadi milik bersama. Kamu dan pasangan harus bisa mempersiapkan dana darurat untuk keperluan keluarga ke depannya.

Idealnya, jumlah dana darurat yang dikumpulkan setara dengan enam kali pengeluaran bulanan. Jadi, bila suatu saat kamu dan pasangan tiba-tiba kehilangan pekerjaan, kalian tetap bisa bertahan hidup dari dana darurat setidaknya untuk enam bulan.

Simpanlah dana darurat di rekening yang terpisah dari rekening utama. Hal ini penting supaya dana daruratmu akan tetap berada di dalam rekening dan tidak sengaja digunakan.

Pastikan rekening untuk menyimpan dana darurat adalah rekening yang mudah diakses saat kamu mengalami krisis secara tiba-tiba. Jadi, jangan simpan dana daruratmu di deposito yang hanya bisa dicairkan berdasarkan tenor yang telah ditetapkan sejak awal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cari Pemasukan Tambahan

Salah satu solusi lainnya untuk bertahan menghadapi resesi adalah mencari sumber pemasukan tambahan. Secara khusus, langkah ini penting dilakukan jika kamu dan pasangan melewati masa krisis keuangan.

Kamu tidak harus menunggu sampai salah satu dari kamu atau pasangan mengalami pemotongan gaji untuk mulai mencari pemasukan tambahan. Akan lebih baik kalau upaya mencari pemasukan tambahan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum masa resesi sebagai antisipasi.

Ada banyak sumber pemasukan tambahan yang bisa kamu dapatkan. Misalnya, kalau kamu memiliki keahlian dalam memasak makanan rumahan, kamu bisa membuka bisnis makanan online sebagai usaha sampingan.

Atau, kalau kamu memiliki banyak barang bekas yang tidak digunakan lagi setelah menikah, kamu bisa menjual barang-barang bekas tersebut untuk mendapatkan pemasukan yang lebih besar.

Jangan terburu-buru beli rumah

Banyak keluarga baru yang memimpikan untuk memiliki rumah sendiri setelah menikah. Akan tetapi, bila kondisi keuangan sedang tidak stabil selama resesi, sebaiknya jangan terburu-buru membeli rumah.

Buatlah perencanaan dan strategi yang matang dengan pasangan untuk membeli rumah pertama. Salah satu caranya dengan menghitung harga rumah yang ingin dibeli lalu tentukan target untuk mencapai jumlah tersebut.

Dengan adanya target, kamu dan pasangan bisa merencanakan keuangan dengan lebih terstruktur. Kalian akan tahu berapa banyak pengeluaran yang perlu dikurangi untuk bisa berhemat demi membeli rumah.

 

3 dari 3 halaman

Jangan berutang

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh keluarga baru saat resesi adalah menimbun utang. Utang tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari utang pinjaman bank, utang cicilan kartu kredit, dan lain sebagainya.

Ketika kamu tidak memiliki sumber pemasukan tetap, hindari mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena, selama kamu tidak memiliki pekerjaan, kamu tidak bisa menjamin kapan kamu sanggup melunasi utang-utang tersebut.

Kalau kamu sudah memiliki utang yang belum lunas di masa lalu, tetap upayakan untuk melunasi utang tersebut satu persatu. Mulailah dari utang dengan nominal paling kecil, kemudian lunasi secara bertahap.

Akan lebih baik lagi kalau kamu tidak menambah utang saat masih ada beban utang yang belum terbayar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.