Sukses

Inilah Skandal Terbesar Para Miliarder di Tahun 2020

Berikut daftar skandal terbesar dari beberapa miliarder dunia di tahun 2020.

Liputan6.com, Jakarta Dalam hitungan hari, 2020 yang memberikan begitu banyak kenangan dan kejadian yang menghentak dunia akan berakhir. Meski bagi para miliarder, pandemi Covid-19 yang menghantui sepanjang 2020 ini nampaknya tidak terlalu menghantam jumlah kekayaan mereka.

Beberapa diantaranya bahkan berhasil memanen begitu banyak keuntungan di era pandemi ini. Tetapi walaupun demikian, seperti semua manusia, tidak ada yang namanya kehidupan sempurna.

Berikut ini adalah skandal-skandal terbesar dari para miliarder dunia di 202o. Dimulai dari penggelapan pajak hingga pertengkaran dengan tetangga soal pemutaran musik terlalu keras, seperti melansir Forbes (28/12/2020):

1. Pajak Donald Trump

New York Times pada September 2020, menguak besaran pajak yang dibayarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Fakta mengejutkan dari laporan tersebut mengungkap jika, Donald Trump hanya membayar pajak USD 750 pada 2016 dan 2017.  Bahkan pada 2 dekade sebelumnya, Trump diketahui tidak membayar sepeser pun pajak federal karena kerugian besar bisnisnya.

Setelah laporan tersebut dirilis, Trump Organization (perusahaan real estate milik Trump) mengklaim bahwa sebagian besar laporan dan fakta yang dipaparkan New York Times tidak akurat.

Mereka pun memamparkan bahwa Trump telah membayar jutaan dolar Amerika kepada pemerintahan federal. Pada tahun 2021, Donald trump dikabarkan akan mendapatkan sebesar USD 73 juta dari pengembalian dana Internal Revenue Service, yang sekarang ini sedang di audit.

Tapi jika keputusan tersebut berlawanan terhadap Presidne AS, maka hutang dari Trump terhadap pemerintah bisa mencapai sekitar USD 900 juta.

2. Penghindaran Pajak Miliarder Robert F. Smith

Smith, CEO ekuitas swasta dan orang kulit hitam terkaya di Amerika kehilangan rasa hormat dari banyak orang ketika dirinya mengaku pada bulan Oktober dalam "melakukan skema ilegal untuk menyembunyikan pendapatan dan menghindari pajak.

Untuk menyelesaikan permasalah tersebut pun, Smith harus membayar denda yang besar untuk menyelesaikan masalah ini.

Pada bulan itu, salah satu pejabat federal mengungkapkan bahwa Smith mengaku menggelapkan sebesar USD 200 juta kekayaanya di rekening luar negeri. Serta menghindari pembayaran pajak selama 15 tahun, dari tahun 2010 hingga 2015.

Smith pun pada akhirnya menandatangani perjanjian dengan Departemen Kehakiman untuk setuju membayar denda sebesar USD 139 juta kepada IRS (Internal Revenue Service). Pembayaran tersebut pun menjadi biaya denda termahal yang pernah ada.

Ketika ditanya tentang masalah pajak di konferensi Dealbook online New York Times pada pertengahan November, Smith menyebutkan jika perbuatannya tersebut adalah kesalahan dan mengatakan "Bagian terbesar dari hidup adalah jika Anda membuat kesalahan, anda harus menjelaskannya dengan cara membersihkan kesalahan-kesalahan tersebut."

Pada akhir November, Brian Sheth salah satu teman dekat dari Smith memberitahukan kepada Forbes bahwa dirinya meninggalkan Vista Equity, mengakhiri kemitraan yang dibentuk kedua pria tersebut pada tahun 2000.

 

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Skandal Lain

3. Pendapatan palsu dari Luckin Coffee

Dengan tujuan untuk membangun bisnis lebih besar dari Starbucks di China, Luckin Coffee mencatatkan sahamnya di Nasdaq pada Mei 2019 dan membuat investor kagum dengan pendapatannya yang terus meningkat.

Rantai perusahaan bisnis kopi di China tersebut pun berusaha merebut pangsa pasar dengan menawarkan diskon seperti penawaran "beli satu dan dapatkan dua gratis".

Saham dari Luckin Coffee sendiri melihat peningkatan di bulan Maret lalu, menjadikan Jenny Zhiya Qian (CEO Luckin Coffee) sempat menjadi seorang miliarder baru.

Sampai pada akhirnya, Muddy Waters Research menuduh penipuan di Luckin, dan saham perusahaan tersebut pun mulai turun.

Pada bulan April, perusahaan riset tersebut pun mengumumkan melalui penyelidikan internalnya, bahwa COO Luckin bersama dengan sejumlah bawahan, telah memalsukan transaksi senilai USD 310 juta.

Laporan tersebut pun membuat ketua dari Luckin, Lu, lebih miskin USD 1 miliar, ketika saham perusahaannya jatuh.

Pada 16 Desember, Luckin Coffee setuju untuk membayar USD 180 juta kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS atas tindakan pemalsuan pendapatan.

 

4. Hubungan Leon Black dengan Jeffres Epstein

Pada bulan Oktober, sebuah laporan New York Times mengungkapkan bahwa Black, seorang miliarder pendiri ekuitas swasta dan perusahaan investasi Apollo Management, membayar sebesar USD 50 juta kepada Jeffrey Epstein untuk keperluan nasihat keuangan di tahun 2012 dan 2017.

Hal itu pun menjadi kritikan dan perhatian banyak pihak, mengingat Black sudah terlibat lama dengan layanan Epstein setelah dihukum pada tahun 2008 atas tuduhan prostitusi di bawah umur.

Black pun pada akhirnya menyatakan penyesalan atas hubungannya dengan Epstein sejak penangkapannya pada tahun 2019, mengatakan bahwa Epstein tidak pernah berbisnis dengan Apollo.

Setelah itu, Black juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui tentang lingkaran perdagangan prostitusi gadis di bawah umur dari Epstein. (Epstein sendiri meninggal karena dinyatakan bunuh diri di penjara Manhattan pada Agustus 2019 saat menunggu persidangan.)

 

 

3 dari 3 halaman

5. IPO Ant Group Gagal karena Perebutan Kekuasaan

Regulator Keuangan China memutuskan untuk menghentikan IPO dari perusahaan Fintech Ant Group di bursa saham Hong Kongdan Shanghai, beberapa hari sebelum jadwal penawaran IPO terbesar tersebut.

Jack Ma adalah salah satu pemegang saham terbesar dari Ant Group. Bursa Shanghai sendiri menyatakan bahwa penghentian IPO tersebut dilakukan karena alasan "perubahan Signifikan" pada peraturan.

Seminggu sebelum pengumuman tersebut pun, Jack Ma menyalahkan peraturan keuangan China atas terhambatnya inovasi.

The wall Street Journal sendiri melaporkan bahwa Presiden China Xi Jingping secara pribadi membunuh IPO sebagai pembalasan atas kritik Ma.

Pada akhir Desember, regulator China mengumumkan penyelidikan antitrust ke Alibaba, dan merekomendasikan regulasi keuangan yang diterapkan sendiri oleh Ant Group.

6. Bill Gross, tetangga bising berakhir di pengadilan

Mungkin salah satu skandal yang paling unik dalam daftar ini, adalah sengketa antara Bill Gross dan Mark Towfiq.

Pertengkaran antara investor obligasi miliarder (Bill Gross) dan pengusahan teknologi (Mark Towfiq) tersebut pun dimulai saat Towfiq menuduh bahwa Gross memainkan musik serial televisi "Gilligan Island" secara keras untuk melecehkan keluarga mereka.

Gross sendiri mengklaim bahwa Towfiq yang sebenarnya melakukan pelecehan, dengan merekam keluarganya dengan Iphone.

Pada tanggal 23 Desember pun, pertengkaran yang berujung hukum ini pada akhirnya dinyatakan oleh hakim bahwa Gross dan Amy Shwartz (istri Bill Gross)telah melakukan tindakan pelecehan terhadap Towfiq.

Pada akhirnya hakim tersebut mengeluarkan peraturan perintah pelecehan sipil yang melarang pasangan itu memainkan musik terlalu keras.

Dalam sebuah pernyataan kepada Forbes, Gross mengatakan dia dan Schwartz "kecewa dengan hasilnya, dan tentu saja akan mematuhi ketentuan keputusan pengadilan".

Mereka pun telah berjanji untuk mematuhi peraturan tersebut, tapi menyatakan tidak akan pernah berhenti "terus berdansa semalaman, terhadap musik Gilligan selamanya".

Reporter: Yoga Senjaya Putra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Miliarder adalah seseorang yang memiliki kekayaan bersih setidaknya satu miliar (1.000.000.000 atau seribu juta) unit mata uang tertentu.

    Miliarder

  • Skandal