Sukses

Sepak Terjang Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan Era SBY dan Jokowi

Muhammad Lutfi yang lahir di Jakarta 16 Agustus 1969 dikenal sebagai seorang pengusaha handal.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menarik Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto. Hal ini diungkap Jokowi saat mengumumkan reshuffle kabinet untuk posisi 6 menteri, Selasa (22/12/2020).

Lantas, siapakah sebenarnya Muhammad Lutfi?

Dia sebenarnya bukan sosok yang asing di Kementerian Perdagangan. Dirinya sempat ditarik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Perdagangan pada 2014.

Lutfi yang lahir di Jakarta 16 Agustus 1969 dikenal sebagai seorang pengusaha handal. Lufti bersama para sahabatnya yakni Erick Thohir, Wishnu Wardhana dan Harry Zulnardy membuka usaha pada 1998, merealisasikan mimpi mereka saat masih kuliah di Amerika Serikat.

Bersama kawan-kawannya, Lutfi memulai bisnis trading mulai dari semen, kapur hingga beras untuk kemudian mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan dan media.

Lewat kibaran bendera Grup Mahaka, Lutfi cs pada 1999 membangun Radio One Jakarta. Berikutnya, November 2000, membeli harian Republika yang saat itu berada di ambang kebangkrutan. Di Mahaka, Lutfi menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO.

Kehandalannya memimpin perusahaan membawa suami dari mantan model Bianca Adinegoro tersebut didapuk menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta (HIPMI JAYA) periode 1998-2001. Saat itu Lufti masih berusia 29 tahun.

Setelah itu, alumnus Purdue University, Indiana, Amerika Serikat ini ditunjuk menjadi Ketua Nasional HIPMI pada periode 2001-2004. Kiprah Lutfi memimpin para pengusaha muda di Indonesia berhasil memikat hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setahun setelah masa tugasnya sebagai Ketua HIPMI JAYA berakhir, Lutfi diangkat oleh Presiden SBY untuk menduduki posisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2005. Lutfi yang saat itu masih berusia 36 tahun jadi orang termuda yang pernah menjabat sebagai Kepala BKPM.

Ketika menduduki posisi tersebut, Lutfi berhasil membawa Indonesia masuk dalam 25 Daftar Teratas Tempat Tujuan Investasi versi ATKearney pada edisi nomor 21.

Usia muda tak jadi hambatan bagi Lutfi untuk berinovasi. Di BKPM, ia memperkenalkan aspek keterbukaan penuh dan memprakarsai pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang saat ini jadi sumber daya tarik bagi para investor asing. Dia juga merupakan salah seorang pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah.

Pada 2008, Muhammad Lutfi diakui sebagai seorang pemimpin muda yang berpengaruh oleh the World Economic Forum's Young Global Leaders.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Duta Besar

Pada Agustus 2010, pria yang kini berusia 51 tahun tersebut sempat mendapat kepercayaan sebagai Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia. Lutfi lagi-lagi menjadi orang termuda yang pernah bertugas di kedutaan terbesar Indonesia, dan juga sebagai salah satu duta termuda yang mewakili Indonesia secara internasional.

Jabatan itu dipegangnya selama 3 tahun hingga 2013. Setahun berselang, Presiden SBY memanggilnya untuk menjadi Menteri Perdagangan pada 14 Februari 2014. Namun jabatan itu hanya diembannya sekitar 8 tahun hingga 20 Oktober 2014.

Namanya sempat meredup pada era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) pada periode 2014-2019. Dirinya kembali mencuat pada masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat itu, ia menyatakan dukungan pada Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Dia bahkan bergabung bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.

Kedekatannya dengan Jokowi berbuah setahun berselang, ketika ia diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat pada 14 September 2020. Posisi itu seolah menjadi batu loncatan sebelum akhirnya Jokowi memilih Muhammad Lutfi menjadi Menteri Perdagangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.