Sukses

BERANI BERUBAH: Tas Tali Kaca, Penyambung Rezeki Para Ibu

Berdiam diri di rumah karena pandemi Covid-19 bukan berarti tak bisa berpenghasilan.

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi Covid-19 memang menjadi suatu hambatan bagi banyak masyarakat. Tak dapat keluar rumah, alhasil jadi sulit dapat penghasilan. Apalagi untuk mereka yang merupakan pekerja harian. Namun, terjebak di dalam rumah tak berarti harus nihil pendapatan.

Diawali hanya dengan sedikit kreativitas dan iseng, Hanifah yang bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) menggagas sebuah ide agar warga di daerahnya bisa berpenghasilan dari rumah.

Dia mendorong warga Desa Bagorejo, Jember, Jawa Timur untuk mengisi waktu luangnya selama masa PSBB dengan memproduksi berbagai produk dari tali kaca.

“Ide ini berasal dari keinginan untuk membuat parsel awalnya. Membuat parsel yang wadahnya masih bisa digunakan kembali, karena kita tahu parsel selama ini tempatnya itu sekali pakai langsung buang,” tutur Hanifah kepada Tim Berani Berubah.

“Jadi kita manfaatkan waktu ini untuk berinovasi. Kalau selama ini kita mengenal anyaman tali kaca, itu sudah seperti tas yang sudah umum, jadi kita buat hanya warnanya baru, desainnya baru, ada gambarnya,” sambungnya.

Meski awalnya sempat merasa terpuruk karena pandemi, namun kini mereka bisa menyalurkan hobinya sekaligus menghasilkan pendapatan. Helai demi helai tali kaca dianyam. Mulai dari dompet, berbagai model tas, hingga wadah tissue mampu mereka buat.

Agar tak terkesan kuno dan terlalu kosong, berbagai desain cantik juga ditambahkan kepada produk tali kaca ini. Menggunakan teknik airbrush dan decoupage, yakni teknik lukis menggunakan tekanan udara dan seni tempel dengan motif bunga, para perajin ini membuat produk tali kaca mereka menjadi lebih unik dan menarik.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesanan Di luar Dugaan

Hanifah pun terkejut, ternyata produk tali kaca dengan desain gambar ini menarik banyak minat pembeli. Dipasarkan melalui media sosial maupun aplikasi belanja daring, permintaan kerajinan ini terus mengalir dari berbagai kota. Dalam sehari, satu orang perajin dapat mampu menghasilkan 10 jenis anyaman.

Harga tas maupun dompet tali kaca ini dibanderol bervariasi, yakni mulai Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per buah, tergantung ukuran dan motifnya. “Kalau pesanan 100-200 itu seminggu sudah bisa,” jelas Hanifah.

Warga pun bisa bernafas lega. Tuntutan dapur terpenuhi, dan masa pandemi ini bisa dijalani dengan sedikit lebih ringan.

“Kami berusaha terus untuk mengembangkan produk-produk kami dengan inovasi-inovasi baru. Karena ibu-ibu dan teman-teman saya di sini semangat sangat tinggi dan Berani Berubah agar usaha kami terus berjalan,” dia mengakhiri.

Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah Samsul maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTVIndosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.

Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.