Sukses

Muhammadiyah Pertimbangkan Tarik Dana dari Bank Syariah Indonesia, Mengapa?

PP Muhammadiyah tengah pertimbangan penarikan dana Muhammadiyah di bank syariah hasil merger, Bank Syariah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyampaikan pertimbangan penarikan dana Muhammadiyah di bank syariah hasil merger, Bank Syariah Indonesia.

Gagasan tersebut muncul melihat komposisi Komisaris, Direksi dan DPS Bank Syariah Indonesia hasil merger yang baru diumumkan maka mungkin Muhammadiyah sebaiknya melakukan pengkajian tentang hal tersebut.

"Mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia milik negara tersebut sehingga mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk menarik dan mengalihkan semua dana yang ditempatkannnya di bank tersebut," ujar Anwar dalam keterangannya, Jumat (18/12/2020).

Anwar menjelaskan, hal ini perlu dipikirkan oleh Muhammadiyah karena Bank Syariah Indonesia ini sudah menjadi sebuah bank syariah milik negara yang besar dan kuat, dimana bank ini akan menjadi 10 bank syariah terbesar di dunia.

Anwar juga mengungkapkan pertimbangan untuk mengalihkan seluruh pembiayaan ke Bank Syariah Indonesia kepada bank baru yang menjadi mitranya, apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah atau BPD yang memiliki unit syariah serta kepada bank-bank umum syariah atau bank-bank umum yang memiliki unit syariahnya.

"Mengingat, Muhammadiyah punya komitmen untuk memajukan ekonomi umat termasuk memajukan bank-bank milik umat apakah itu bank umum syariah atau BPRS-BPRS milik umat," tandasnya.

Untuk itu, Anwar mengusulkan, sebaiknya PP Muhammadiyah membentuk satu tim khusus yang diisi oleh para ahli keuangan, para banker dan mantan-mantan banker serta mantan regulator untuk mempersiapkan penarikan dan pemindahan dana tersebut. Dirinya berharap, tim ini dapat segera dibentuk oleh PP Muhammadiyah.

"Karena salah satu misi ekonomi Muhammadiyah adalah bagaimana muhammadiyah lewat kerjasamanya dengan berbagai mitranya mau secara aktif membantu tujuan dan cita-cita muhammadiyah untuk memberdayakan ekonomi umat atau rakyat serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," jelas Anwar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bank Syariah Indonesia Targetkan Pembiayaan ke UMKM Capai Rp 53,83 Triliun di akhir 2021

Tiga bank syariah BUMN memulai proses merger menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Bank hasil penggabungan ini menargetkan penyaluran pembiayaan untuk UMKM mencapai Rp 53,83 triliun di akhir 2021. Angka tersebut sebesar 23 persen dari total pembiayaan.

“Untuk menjangkau pelaku UMKM hingga pelosok, kami akan bekerjasama dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan di seluruh Indonesia untuk mencapai proyeksi dana disalurkan untuk UMKM mencapai Rp 53,83 triliun,” kata Dirut BRI Syariah Tbk Ngatari, yang juga Anggota Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Kamis (17/12/2020).

Hingga September 2020, nilai total pembiayaan UMKM yang dimiliki ketiga bank syariah Himbara tersebut mencapai Rp 36,36 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari pembiayaan UMKM oleh PT Bank BRISyariah Tbk. sebesar Rp 18,7 triliun, PT Bank Syariah Mandiri Rp 11,67 triliun, dan PT Bank BNI Syariah Rp 5,99 triliun.

Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy mengatakan, UMKM merupakan kelompok nasabah terbesar yang dilayani perusahaan. Oleh karena itu, porsi penyaluran pembiayaan BRI Syariah kepada UMKM telah mencapai 46 persen dari total portofolio pembiayaan BRIsyariah.

Per 27 November 2020, penyaluran KUR BRI Syariah mencapai R p4,457 triliun kepada 116.756 nasabah atau hampir 100 persen persen dari plafon tahun ini.

"Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan Bank Syariah Indonesia akan meninggalkan UMKM. Insya Allah akses pembiayaan serta layanan terjangkau terus kami berikan untuk mereka, baik sebelum merger efektif berlaku maupun pasca penggabungan resmi berjalan nanti,” ujar dia.

Senada, Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah Iwan Abdi mengatakan selama ini perusahaan telah banyak menjalin kerjasama untuk membantu pelaku usaha kecil dan mikro. Hal ini dipastikan akan tetap berlanjut nantinya, saat BNI Syariah resmi bergabung dengan BRIsyariah dan BSM.

“BNI Syariah telah resmi ditunjuk pemerintah sebagai salah satu bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selama ini kami sudah bekerjasama dengan sejumlah perusahaan untuk pembiayaan investasi bagi pedagang, agar mampu memiliki tempat usaha," katanya.\

Bentuk kerja sama lainnya yakni dengan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) atau Yayasan Simpul Energi Pesantren guna pemanfaatan produk dan jasa layanan bank, serta pemberian pembiayaan warung mikro di lingkungan pesantren.

Seentara, SEVP Individual & SME Banking Bank Syariah Mandiri (BSM) Wawan Setiawan menyampaikan, persentase penyaluran pembiayaan BSM kepada UMKM mengalami tren kenaikan. Hingga akhir September 2020, penyaluran pembiayaan BSM bagi UMKM mencapai 14 persen dari total plafon.

“Peningkatan ini pasti akan terus berlanjut di masa depan, saat BSM sudah bertransformasi bersama dua bank syariah lain menjadi Bank Syariah Indonesia. Selama ini kami telah memiliki sistem terkini untuk membantu bisnis UMKM, salah satunya dengan menghadirkan layanan Mandiri Syariah Net agar pelaku UMKM bisa bertransaksi secara cepat dan mudah sesuai perkembangan zaman,” ujar Wawan. 

3 dari 3 halaman

Infografis Deretan Bank yang Pernah Dibobol Karyawannya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.