Sukses

Industri Asuransi Bakal Bantu Pemulihan Ekonomi Nasional

Sejumlah analis mengatakan sektor asuransi Indonesia berpotensi akan tumbuh

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Senior sekaligus Ekonom PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero mengatakan sektor asuransi Indonesia berpotensi akan tumbuh dan akan menjadi jaring pengaman dalam hal kesehatan dan aktivitas sosial di tahun 2021.

“Kita bisa melihat bahwa fokus tahun depan pada Kesehatan dan aktivitas sosial itu akan menjadi peranan yang penting kedepannya. Oleh karena itu saya melihat Indonesia yang sebenarnya punya potensi yang sangat besar perlu menyadari bahwa asuransi itu bersifat sebagai jaring pengaman,” kata Poltak, dalam Allianz Journalist Writing Competition Announcement, Senin (14/12/2020).

Menurutnya kegiatan yang dianggap sepele di tahun 2020 akan berubah untuk kedepannya. Sehingga kepedulian masyarakat terhadap Kesehatan semakin tinggi, terbukti dengan adanya pandemi Covid-19.

“Maka penting bagi kita untuk berjaga-jaga kalau misalnya penderita Covid-19 levelnya sudah parah maka pengobatannya bisa mahal,” ujarnya.

Apalagi selama pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2020 menyebabkan aktivitas kesehatan yang bersifat antisipatif jadi tertunda, misalnya harusnya vaksinasi balita jadi tertunda, pemeriksaan kanker, dan lainnya itu tertunda karena khawatir tertular Covid-19 di rumah sakit.

“Ini kemudian diperkirakan akan menjadi beban kedepannya ketika pandemi berakhir akan ada kasus yang  meningkat karena pemeriksaan yang seharusnya dilakukan di tahun 2020 tertunda kemudian menjadi lebih berat,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Pemulihan Ekonomi

Oleh karena itu di tahun 2021 jika akan banyak orang yang menggunakan asuransi sebagai jaring pengaman sosial. Sehingga hal itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan semakin membaik.

Meskipun angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 buruk, yang mana pada tahun 2020 kuartal II minus 5,32 persen dan kuartal III minus  itu akan menjadi patokan bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2021.

“Penting diketahui di makro ekonomi perhitungan atas pertumbuhan ekonomi itu berdasarkan tahun sebelumnya, jadi fokus tahun 2021 itu ekonomi akan membaik lebih baik dari 2020,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.