Sukses

Bappenas: 1,4 Miliar Penduduk Dunia Bakal Jatuh Miskin dampak Resesi

Suharso Monoarfa menyebutkan miliaran masyarakat dunia akan jatuh dalam kemiskinan akibat pandemi covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa menyebutkan miliaran masyarakat dunia akan jatuh miskin akibat pandemi covid-19.

Angka ini merujuk pada perkiraan World Bank yang menyebutkan ada 1,4 miliar masyarakat dunia akan jatuh miskin imbas krisi kesehatan ini.

"Dalam jangka waktu yang sangat pendek, pandemi ini sudah mempengaruhi jutaan kehidupan di seluruh dunia. World Bank memperkirakan resesi dan pandemi akan menyebabkan 1,4 miliar juta jiwa akan jatuh ke jurang kemiskinan," ujar dia dalam US-Indonesia Investment Summit ke-8, Kamis (10/12/2020).

Di dalam negeri, Suharso menyebutkan sudah 2,5 juta orang telah kehilangan pekerjaan sejak Indonesia dilanda resesi.

"Untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan, Indonesia telah mengalami krisis. 2,5 juta penduduk sudah kehilangan pekerjaan dan dalam beberapa bulan saja sejak pandemi terjadi," kata dia.

Hal ini, lanjut Suharso, disebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dikarenakan 80 persen bisnis terdampak dari sisi pendapatannya. Bahkan, tidak sedikit bisnis yang menyatakan kebangkrutan. Sehingga ini mendorong perusahaan melakukan rasionalisasi.

"Hampir 80 persen bisnis menghadapi penurunan drastis dalam pendapatan mereka sejak pandemi ini. Ada banyak perusahaan yang terpaksa melakukan PHK," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Klaim Indonesia Mulai Keluar dari Resesi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia sudah mulai keluar dari resesi ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19. Hal ini merujuk pada perbaikan dari kontraksi ekonomi per kuartal.

"Kita sudah mulai keluar dari resesi angka dari kontraksi 5,32 persen, kemarin hanya 3,49 persen. Angka ini saya kira sudah bagus," kata Luhut di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (12/11/2020).

Menurut Luhut dari data tersebut sudah menunjukkan perbaikan. Dia mengklaim tidak ada masalah yang berarti di semua bank baik dari buku I, II, III maupun IV.

"Dan lebih penting lagi semua bank buku 1 2 3 4 tidak ada masalah dengan cashflow di dalam," ungkap Luhut.

Selain itu ketersediaan dana juga sudah cukup untuk menghadapi sisa dampak dari pandemi. Luhut meyakini secara ekonomi, kondisi Indonesia sudah membaik.

"Ketersediaan dana itu juga cukup sehingga kita betul-betul dalam konteks ekonomi sudah membaik," kata dia.

Sementara itu dari sisi penanganan kesehatan, Luhut menilai dalam 2 pekan terakhir terus mengalami perbaikan. Khususnya peningkatan kasus baru di kota yang angkanya mulai berkurang.

Kata mantan Menkopolhukam ini, bila disiplin protokol kesehatan terus digalakkan pengendalian penyebaran virus akan semakin mudah dilakukan. Apalagi pasca libur panjang di bulan Oktober lalu tidak menunjukkan peningkatan kasus baru yang mengkhawatirkan. Namun itu jauh berbeda dari angka agustus

"Libur panjang beberapa daerah masih flattening ada terus menurun dan beberapa naik di sedikit tempat di Jawa," kata dia.

Ini menunjukkan tambah Luhut, kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sudah sangat baik. "Menurut saya kesadaran terhadap pentingnya protokol kesehatan sudah sangat baik," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.