Sukses

Benahi Rantai Pasokan Dalam Negeri, Pengusaha Yakin Indonesia Lebih Kompetitif

Pengusaha optimis Indonesia akan segera menyusul negara tetangga lainnya dalam perdagangan global.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha optimis Indonesia akan segera menyusul negara tetangga lainnya dalam perdagangan global. Memang ini bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin.

“Saya pikir banyak hal harus dilakukan di negara ini dan sebagian darinya sebenarnya adalah rantai pasokan,” ujar Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto dalam US-Indonesia Investment Summit ke-8, Kamis (10/12/2020).

Untuk itu, Anne yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), melihat perlunya membangun solusi terpadu yang harus dilakukan kedepannya, terutama pasca pandemi covid-19 ini.

Anne menambahkan, baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah cukup progresif dalam perdagangan multilateral dan bilateral. Baik melalui kesepakatan tarif multilateral dan bilateral, juga Omnibus law.

“Kami memiliki beberapa kesuksesan. Kami mungkin sempat tertinggal, tetapi kami sedang bergerak maju sekarang. Begitu pula dengan semua kesepakatan tarif multilateral dan bilateral dan juga Omnibus law,” kata Anne.

Lebih lanjut, Anne berharap rantai pasokan dalam negeri dapat segera terwujud. Sehingga Indonesia menjadi negara yang kompetitif dan diperhitungkan di mata dunia.

“Kami berharap rantai pasokan di dalam negeri sedang dibangun dan kemudian akan maju. Dan kemudian kami dapat menjadi kompetitif seperti negara-negara lain di dunia,”

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Klaten, Menteri Teten Temukan Solusi Masalah Bahan Baku Industri Furniture

Pemerintah terus mencari solusi dalam mengatasi permasalahan UKM furniture kayu, khususnya terkait masalah kualitas bahan baku dan sentuhan teknologi agar memiliki daya saing.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, factory sharing atau rumah produksi bersama yang digagas oleh Koperasi Asmindo Nasional (Kopasnas) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pengolahan bahan baku furniture dan kerajinan.

"Kita ingin mencari solusi produksi furniture dari UKM yang punya masalah dari kualitas, terutama bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangat bagus," kata MenkopUKM Teten Masduki saat meninjau rencana pembangunan rumah produkai bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten, Minggu (6/12/2020).

Menurut Teten, rumah produksi bersama tersebut, anggotanya adalah koperasi-koperasi penerima manfaat dari UKM-UKM pengrajin furniture agar akses pasar (market) terbuka.

"Konsepnya sudah bagus. Ini anggota koperasi penerima manfaat dari ukm-ukm pengrajin furniture yang memang harus dibantu masuk market," ujarnya.

Apalagi katanya, kini market dalam negeri sudah menanti, dimana 40 persen belanja negara untuk membeli produk UMKM.

"Market dalam negeri sudah saya perjuangkan, 40 persen harus beli produk umkm. Pengadaan sekolah juga umkm banget," katanya.

Ia mengaku, kini terus melakukan lobi dengan Kementerian BUMN agar pengadaan barang dibawah Rp 14 miliar diperuntukkan bagi UMKM. Untuk itu UMKM dituntut meningkatkan kualitaa produksinya.

"Saya masih terus lobi Menteri BUMN, pengadaan Rp 14 miliar kebawah untuk UMKM. Sekarang yang paling penting dari sisi produksi yang berkualitas," kata Teten.

Selain itu, diperlukan sentuhan teknologi modern agar UMKM dapat bersaing. Sehingga rumah produksi bersama tersebut menjadi salah satu solusi.

"Kalo tidak ada peralatan modern produk umkm tidak bisa bersaing. Makanya ide rumah produksi bersama merupakan salah satu solusi," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.