Sukses

Kisah Ivan Boesky, Sang Raksasa Wall Street Inspirasi Hollywood yang Berakhir di Jeruji Besi

Pada awal tahun 1980-an, Boesky adalah seorang raksasa perbankan investasi yang menghasilkan ratusan juta dolar dengan bertaruh atas akusisi sebuah perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta Pada 1985, Ivan Boesky di hadapan para lulusan Haas School of Business di University of California, Berkeley mengatakan jika keserakahan itu adalah hal "sehat". Boesky merupakan sosok inspirasi di belakang karakter ikonik Gordon Gekko, dalam film 1987, "Wall Street."

Saat ini, namanya pun mungkin sudah tidak melekat lagi dengan Wall Street atau keserakahan perusahaannya.

Tetapi di awal tahun 1980-an, Boesky dikenal sosok raksasa perbankan investasi yang menghasilkan ratusan juta dolar dari bertaruh pada akusisi sebuah perusahaan. Hal itu dia lakukan sampai reputasi diri dan perusahaan pialang sahamnya runtuh, dalamsebuah skandal trading terbesar sepanjang masa, seperti melansir CNBC Make it, Selasa (8/12/2020)

Boesky yang saat ini sudah berumur 83 tahun, masiih dilarang bermain perdagangan sekuritas. Lalu siapakah Ivan Boesky?

Karakter "Great Gatsby"

"Jika dilihat dalam beberapa hal, Boesky adalah seorang karakter Great Gatsby," kata editor kontributor Vanity Fair, Bethany McLean di episode pertama "Empires of New York".

Jurnalis Jeff Madrick, yang membantu Boesky menulis buku tentang merger pada tahun 1985, mengatakan dalam “Empires of New York” bahwa mantan trader Wall Street tersebut adalah hasil dari sebuah cerita klasik orang yang "tidak berprestasi baik di sekolahnya".

Meskipun diketahui Boesky adalah anggota Klub Harvard di Kota New York, dan dirinya sering mengaku mengenyam pendidikan di Ivy League, ternyata kabarnya Boesky masuk ke anggotaan klub itu dengan menyumbangkan sejumlah uang.

Boesky yang merupakan putra dari imigran Rusia, mempromosikan fakta jika dirinya memulai karier sebagai pengusaha di usia 20-an. Dimulai dari bekerja pada sebuah bar milik ayahnya di Detroit. Dia juga dikabarkan membantu sang ayah menjalankan bisnis strip club.

Tapi ternyata, Boesky menikah dengan keluarga kaya. Dia dan istri, Seema Silberstein kemudian pindah ke New York pada 1966, di mana ia mulai bekerja sebagai pialang saham atas saran seorang teman yang sukses sebagai trader Wall Street.

Pada tahun 1975, Boesky membuka pialang saham, bernama Ivan F. Boesky & Company, dengan modal USD 700 ribu yang berasal dari keluarga istri.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Boesky Membangung Kekayaan

Salah satu keahlian Boesky adalah arbitrase saham. Sebuah istilah saat seorang trader ingin mengeksploitasi inefisiensi pasar. Misalnya saat seorang trader akan bertaruh bahwa nilai valuasi dari sebuah perusahaan akan terlalu rendah saat proses akuisisi.

Trader arbitrase seperti Boesky ini sering membeli sebagian besar saham di sebuah perusahaan dengan taruhan harganya akan melonjak, terutama jika perusahaan itu hampir diakuisisi.

Regulasi keuangan yang fleksibel di bawah administrasi Presiden Ronald Reagan, membuka pintu bagi banjir merger dan akuisisi perusahaan pada 1980-an. Hal itupun pastinya menjadi ladang uang bagi Boesky yang banyak mendapatkan pendapatan dari aksi tersebut.

"Boesky sendiri semasa hidupnya mempunyai reputasi sebagai orang yang hidup tanpa meninggalkan telepon sepanjang hari," ujar Andrew Ross Sorkin dari CNBC.

Boesky pun sibuk untuk mencari sepotong informasi apapun yang bisa membuat dirinya mempunyai keunggulan di pasar.

Menurut data dari Associated Press, Boesky dilaporkan menjadi pedagang dengan bayaran tertinggi di Wall Street pada tahun 1985.

Di puncak bisnis investasinya, Boesky mengawasi dana investasi dengan aset lebih dari, USD 3 miliar dan dirinya pun berhasil mengumpulkan kekayaan bersih sebesar USD 200 juta, dan sempat menempati posisi di daftar 400 orang Amerika terkaya versi Forbes.

Fase Kejatuhan

Tetapi, nampaknya Boesky tidak bermain sesuai dengan peraturan yang ada. Setelah kehilangan USD 60 juta, yang dilaporkan karena gagalnya kesepakatan dengan Cities Service pada tahun 1982.

Dia pun memulai skema perdagangan orang dalam dalam upaya untuk menyelamatkan bisnisnya dan menghindari masalah seperti itu akan datang lagi di masa mendatang.

Boesky pun membentuk sebah kerjasama illegal dengan bankir investasi terkemuka Martin Siegel, dari firma Wall Street Kidder, Peabody & Co., untuk mendapatkan informasi orang dalam tentang transaksi perusahaan yang tertunda.

Boesky akhirnya mengakui kesalahn kepada SEC (komisi sekuritas dan bursa) atas tuduhan trading menggunakan orang dalam pada tahun 1987.

Siegel sendiri memberikan sejumlah informasi orang dalam ilegal tentang sebuah kesepakatan, yang pastinya memberikan keuntungan kepada Boesky lebih dari USD 33 juta dari tahun 1982 dan 1986. Sebagai imbalan, Boesky pun dikabarkan berjanji untuk memberikan sekitar USD 700 ribu sebagai ke orang dalam.

Namun pada November 1986, permainan saham arbitrase dari Boesky pun berakhir ketika pejabat federal menangkap pedagang saham berusia 49 tahun itu setelah mengetahui perannya dalam skema perdagangan dengan orang dalam yang serupa tetapi berbeda kasus.

Orang tersebut adalah Dennis Levine Dennis Levine, bankir investasi di salah satu firma Wall Stret, Drexel Burnham. Dimana dari kerjasama tersebut Boesky berhasil mengumpulkan USD 50 juta keuntungan, berdasarkan data dari pemerintah.

Inspirasi Sosok Gekko di Film Hollywood

Boesky pada akhirnya pun menjalani hukuman penjara selama dua tahun. Sebagai bagian dari pengakuan bersalahnya, dia dilarang seumur hidup untuk melakukan trading sekuritas.

Ketika sutradara Oliver Stone mencari inspirasi untuk Gekko, sebuah tokoh yang menggambarkan keserakahan di film "Wall Street", dia pun menggambarkan kisah kehidupan nyata dari beberapa investor terkenal, dari Boesky hingga sesama pedagang trader dalam Owen Morrissey.

Salah satu pidato terkenal dari film tersebut adalah bahwa "keserakahan itu baik". Sedikit menggemakan apa yang pernah di sampaikan oleh Boesky di Berkeley bahwa "Ngomong-ngomong, keserakahan itu baik-baik saja ... Saya pikir keserakahan itu sehat. Anda bisa menjadi serakah dan masih merasa nyaman dengan diri sendiri.”

Pada akhirnya Boesky pun diceraikan oleh istrinya Seema pada tahun 1991. Sebagai perjanjian penyelesaian, dia memberikan USD 23 juta, bersama dengan seluruh jumlah tahunan sebesar USD 180 ribu selama seumur hidup.

 Reporter: Yoga Senjaya Putra

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.