Sukses

Dorong Investasi, Bos BKPM Haramkan Jajarannya Lakukan Pungli

Pungli berpotensi besar membuat investor alergi untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan ultimatum keras kepada seluruh jajarannya untuk turut mendongkrak realisasi investasi dalam jumlah besar di Indonesia. Salah satunya dengan mengharamkan tindakan pungutan liar atau pungli.

"Pengalaman kita yang membuat malas pengusaha gara-gara kita belum di kasih izin sudah dimintai sesuatu (pungli). Di BKPM itu saya haramkan sekarang, itu berlaku kepada semua pasukan saya di BKPM," tegas Bahlil dalam webinar 2021: Investment with Integrity, Navigating The New Realities, Selasa (8/12).

Sebab, kata Bahlil, pungli berpotensi besar membuat investor alergi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Mengingat saat ini seluruh negara di berbagai kawasan termasuk Asia Tenggara tengah berlomba-lomba untuk menarik investor asing, termasuk dengan memerangi pungli.

"Sehingga jangan lagi kita melakukan melakukan sesuatu (pungli) yang merugikan kepada negara," terangnya.

Maka dari itu, pihaknya meminta seluruh jajarannya saat ini untuk bersinergi mewujudkan iklim investasi dalam negeri yang lebih kondusif. Walhasil dapat meningkatkan kepercayaan investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Yang penting saat ini investasi masuk untuk mendukung cipta lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan kolaborasi bersama. Saya fikir itu pesan saya," keras Bahlil mengakhiri.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pulihkan Ekonomi, BKPM Genjot Investasi di 4 Sektor Ini

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, ada empat sektor investasi yang tengah di genjot pada masa kedaruratan kesehatan akibat Covid-19. Sebab, sektor tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional.

"Empat sektor yang mempunyai berpotensi mempunyai nilai tambah besar, yakni industri farmasi dan alat kesehatan, infrastruktur, pertambangan, dan energi," ujar Bahlil dalam webinar 2021: Investment with Integrity, Navigating The New Realities, Selasa (8/12/2020).

Bahlil mengungkapkan, terkait pemilihan industri farmasi dan alat kesehatan pihaknya ingin menekan ketergantungan akan impor bahan baku. Khususnya impor bahan baku obat yang telah mencapai angka 90 persen.

"Karena datanya sebelum era pandemi Covid-19, presentase impor bahan baku obat mencapai 90 persen. Ini kalau ditambah Covid-19 tentu permintaan akan meningkat, kita ga tau lagi bangsa kita mau mau jadi apa ke depan kalau tidak segera diupayakan," paparnya.

Terkait infrastruktur, ini berkaitan dengan upaya pemerataan penempatan investasi antara Jawa dan luar Jawa oleh pemerintah Jokowi. Sebagaimana yang telah diimplementasikan melalui pembangunan infrastruktur secara masif di luar Jawa sejak Jokowi menjabat sebagai presiden.

"Hal ini terlihat bahwa realisasi hingga kuartal III 2020 mulai berimbang, dimana investasi di Jawa mencapai Rp305,7 triliun atau setara 50,3 persen sedangkan di luar Jawa mencapai Rp30,4 triliun atau 49,7 persen. Jadi gapnya ga sampai 1 persen, sehingga pembangunan infrastruktur terus di dorong untuk juga menciptakan lapangan kerja di masa Covid-19," terangnya.

Sementara untuk pertambangan, pihaknya mulai memfokuskan untuk investasi yang mendorong nilai tambah. Misalnya di sektor batu bara mulai mengarah ke hilirisasi. "Sehingga ini akan tadi meningkatkan nilai tambah," ucapnya.

Pun untuk energi, BKPM berkomitmen penuh untuk mendorong investasi di sektor energi terbarukan. Sehingga investasi energi di Indonesia tak hanya membawa dampak positif bagi ekonomi namun juga pelestarian lingkungan untuk meningkatkan nilai tambah.

Reporter: Sulaeman

Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Infografis Peringkat Investasi Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.