Sukses

Rupiah Menguat ke 14.131 per Dolar AS Ditopang Sentimen Positif Global

Nilai tukar (kurs) rupiah bergerak menguat seiring turunnya data klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Rupiah menguat ditopang sentimen positif global khususnya dari AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.135 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.131 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.131 per dolar AS hingga 14.141 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,91 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.182 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.177 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah bergerak menguat seiring turunnya data klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat.

"Rupiah secara fundamental masih undervalue di bawah Rp15.000 dan berpotensi sampai akhir tahun masih akan menguat," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara, Jumat (4/12/2020).

Ketua Dewan Perwakilan Demokrat Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell berkonsultasi tentang bantuan COVID-19. Partai Republik telah mendorong bantuan lebih rendah 500 miliar dolar yang ditolak Demokrat karena terlalu kecil untuk mengatasi pandemi yang mengamuk.

Investor telah menjual mata uang safe-haven dolar ketika selera terhadap mata uang berisiko meningkat di tengah optimisme tentang vaksin COVID-19, sehari setelah Inggris menyetujui vaksin Pfizer Inc.

Dolar juga tertekan oleh data AS yang menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 75.000 ke penyesuaian secara musiman 712.000 untuk pekan yang berakhir 28 November. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 775.000 klaim.

Meskipun ketegangan antara Amerika Serikat dan China menimbulkan risiko penurunan, pasar global mengharapkan peningkatan hubungan perdagangan di bawah pemerintahan Presiden AS terpilih Joe Biden.

Sementara itu bank sentral Eropa mengatakan akan memberikan stimulus lebih lanjut untuk membantu zona euro ketika bertemu pada 10 Desember. Pelaku pasar akan memperhatikan setiap komentar tentang kekuatan euro.

Ibrahim memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.110 per dolar AS hingga Rp14.180 per dolar AS.

Pada Kamis (3/12) lalu rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.140 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.125 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Prediksi Rupiah Bakal Terus Menguat

Bank Indonesia (BI) mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat. Hal ini didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah pada 18 November 2020 menguat sebesar 3,94 persen point to point dibandingkan dengan level akhir Oktober 2020.

"Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74 persen point to point atau 0,67 persen secara rata-rata dibandingkan dengan tingkat September 2020," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, selain karena peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, penguatan rupiah juga terjadi seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, seeta persepsi positif terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Dengan perkembangan ini, Perry mencatat, rupiah sampai dengan 18 November 2020 terdepresiasi sekitar 1,33 persen secara year to date jika dibandingkan akhir 2019 lalu.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring dengan levelnya yang secara fundamental masih undervalued," ujar Perry

"Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko di Indonesia yang menurun, dan likuiditas global yang besar," tandasnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.