Sukses

Bonus Demografi, 60 Persen Tenaga Kerja Indonesia Bakal Berpendidikan SMA ke Atas

Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030. Pada periode tersebut Struktur Penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk usia muda produktif berusia 20- 39 tahun.

“Sehingga satu dekade ke depan menjadi penentuan kita untuk bisa memanfaatkan peluang besar yang hanya bisa terjadi sekali ini,” ujar Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam diskusi virtual, Sabtu (28/11/2020).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138 juta Angkatan kerja, yang terdiri dari 128 juta penduduk yang bekerja dan 9,7 juta penganggur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen.

Dimana ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang signifikan akibat dampak pandemi. Menurut perhitungan BPS ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi.

“Hal ini tentu menambah beban di sektor ketenagakerjaan, selain dari tambahan 2-2,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya,” kata Ida.

Ida menambahkan, banyaknya penduduk Indonesia yang berpendidikan SMP ke bawah, mengakibatkan banyak pekerja memiliki kemampuan yang kurang kompetitif.

“Meskipun ada sedikit angin segar untuk masa depan apabila kita melihat pada profil pemuda berumur 16-30 tahun yang bekerja dimana sudah lebih dari 60 persen yang berpendidikan SMA ke atas,” kaya Ida.

Di sisi lain, Ida membeberkan hasil survei ILO yang menyatakan produktivitas pekerja Indonesia cenderung lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diisi Milenial, Bonus Demografi jadi Kekuatan Ekonomi Baru Indonesia

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bonus demografi di Indonesia harus dimanfaatkan untuk menggerakan ekonominasional. Khususnya sebagai penggerak new UMKM di masa kini dan masa depan.

"Bonus demografi memposisikan peran penting generasi milenial dalam perekonomian Indonesia," kata Perry dalam pembukaan acara Karya Kreatif Indonesia, Jakarta, Jumat (20/11)

Generasi milenial kata Perry harus menjadi penerus bangsa yang menggerakan ekonomi UMKM. Mereka harus memiliki kecintaan terhadap produk dalam negeri.

Bila ini bisa dilakukan, generasi milenial bakal menjadi potensi pasar yang besar bagi pelaku UMKM. "Milenial yang cinta produk dalam negeri akan jadi potensi yang besar bagi UMKM kita," kata Perry.

Sisi lain, generasi milenial dinilai memiliki jiwa tangguh dan memiliki daya kewirausahaan tinggi. Ini bisa jadi modal yang besar dalam menciptakan pengusaha baru.

Sekaligus menjadi titik awal pengusaha muda terjun ke pasar internasional.

"Daya kewirausahaan yang tinggi bisa jadi penciptaan entrepreneur baru dan jadi titik awal millennials preneur go global," ungkap Perry.

Bos Bank Indonesia ini menilai, kiprah generasi milenial saat ini masuk ke semua bidang. Tentunya ini akan menjadi titik balik kebangkitan UMKM Sebagai kekuatan baru.

"Kiprah milenial, kita lihat dari sekarang pada berbagai bidang untuk jadi titik balik UMKM bangkit sebagai kekuatan ekonomi baru," kata dia.

Lewat Festival Karya Kreatif Indonesia tahun 2020 yang diselenggarakan Bank Indonesia, Perry berharap kegiatan ini bisa membangun optimisme pengusaha muda. Sehingga bisa ikut serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan bangsa di masa depan.

"(Membangun) optimisme terhadap kiprah millennials preneur untuk turut meningkatkan kesejahteraan bangsa dan perekonomian di masa depan," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.